Sebuah studi baru-baru meluncurkan system baru yang mampu menghasilkan hydrogen dan listrik dengan cepat serta efektif sekaligus mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) secara signifikan.
Diterbitkan pada Nano Energy edisi Januari tahun 2021, terobosan ini dilakukan oleh Profesor GunTae Kim dan tim penelitinya di School of Energy and Chemical Engineering di UNIST.
Dalam studi ini, tim peneliti berhasil mengembangkan baterai logam-CO2 berair bebas membran.
Baca Juga : “Teknologi Hyperloop” Teknologi Transportasi Berkecepatan Tinggi, Sampai 1223 KM!
Berbeda dengan sistem logam-CO2 encer yang ada, baterai baru ini tidak hanya lebih mudah dibuat, tetapi juga memungkinkan pengoperasian secara terus-menerus hanya dengan satu jenis elektrolit saja.
Konfigurasi skematis dan prinsip pengoperasian untuk setiap sistem baterai dari baterai organik hingga bebas membran. Sumber : UNIST
Baterai MF Mg-CO2 mereka ini bisa beroperasi berdasarkan pemanfaatan CO2 secara tidak langsung dengan proses pembangkitan hidrogen yang lancar. Juga ditemukan bahwa baterai baru menunjukkan efisiensi faradaic yang tinggi sebesar 92,0%.
Sistem baterai MF Mg-CO2 memiliki struktur yang mirip dengan sel bahan bakar hidrogen yang digunakan di mobil, karena hanya memerlukan elektroda negatif logam-Mg, elektrolit berair, dan katalis elektroda positif.
Namun, tidak seperti sel bahan bakar pada umumnya, mereka didasarkan pada elektrolit air.
Baca Artikel Lainnya ;
- Bagaimana Pandemi Covid-19 Bisa Mempercepat Dominasi Teknologi Internet Of Thing (IoT)
- 4 Teknologi Ramah Berkendara yang Seringkali Diabaikan Banyak Negara
- Alasan “Short-Selling” Dilegalkan!
Hasilnya, baterai MF Mg-CO2 yang baru dikembangkan telah berhasil menyerap emisi CO2 dengan menghasilkan listrik dan bahan kimia bernilai tambah tanpa produk sampingan yang berbahaya.
(a) Ilustrasi skema baterai MF Mg-CO2. (b) Profil XRD padatan putih yang diendapkan setelah proses pelepasan pada kondisi CO2 sat’d dan kondisi N2 sat’d.
“Untuk menerjemahkan teknologi baterai MF Mg-CO2 skala laboratorium yang baru dikembangkan ke pasar komersial, kami telah membayangkan sistem prototipe operasional yang menghasilkan listrik dan bahan kimia bernilai tambah,
sebagai landasan untuk lebih mendukung kehidupan manusia yang berkelanjutan dari CO2 dan energi terbarukan yang melimpah di bumi (misalnya, angin, matahari, air laut), “kata tim peneliti.
“Melalui ini kami telah membuka pintu untuk pemanfaatan elektrokimia CO2 dengan sirkulasi tidak langsung untuk teknologi alternatif masa depan.”
Sumber : www.sciencedaily.com