TechforID – Mengutip studi medis dari para peneliti di University of California San Diego School of Medicine dan Herbert Wertheim School of Public Health and Human Longevity Science ternyata Alpukat memiliki manfaat kesehatan lain.
Mereka menemukan kalau mengkonsumsi buah alpukat dalam porsi yang tinggi bisa menurunkan kadar kalori yang dibutuhkan atau sederhananya membuat kita tidak cepat merasa lapar..
Hasil ini didapat dari uji coba terkontrol secara acak yang membandingkan potensi efek kesehatan antara keluarga yang mengonsumsi alpukat dalam porsi rendah (tiga buah per minggu)
Lalu dibandingkan dengan keluarga yang mengonsumsi alpukat dalam porsi tinggi (14 buah per minggu) selama enam bulan.
Studi medis tersebut diterbitkan dalam Nutrients edisi online 11 November 2021. Menurut sang penulis, studi ini menawarkan wawasan tentang bagaimana mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang sedang berkembang dari obesitas dan penyakit terkait lainnya.
“Data mengenai efek asupan alpukat pada status gizi keluarga belum ada,” kata penulis senior Matthew Allison.
“Uji coba ini berfokus pada individu, terutama orang dewasa, dan terbatas pada perubahan penanda darah penyakit kardiometabolik.
Hasil studi medis kami memberikan bukti bahwa pendidikan nutrisi dan jatah alpukat yang tinggi mengurangi energi kalori total dalam keluarga keturunan Meksiko.” Tambahnya.
Baca Juga : Kabar Baik, Minum Kopi Ternyata Bisa Menurunkan Resiko Penyakit Alzheimer
Khasiat Alpukat dalam mencegah Obesitas
Dalam hal nutrisi, alpukat merupakan jenis buah dengan beragam manfaat kesehatan di dalamnya. Misalnya saja ia kaya akan vitamin C, E, K, dan B6.
Lalu ditambah riboflavin, niasin, folat, asam pantotenat, magnesium, kalium, lutein, beta karoten, serta asam lemak omaga-3.
Setengah dari ukuran sedang buah ini saja mampu menyediakan sampai 20 persen serat harian yang dibutuhkan manusia.
Untuk studi medis ini, para peneliti mendaftarkan 72 keluarga yang terdiri dari setidaknya 3 anggota masing-masing berusia minim 5 tahun,
Syarat lain seperti tinggal di rumah yang sama, bebas dari penyakit kronis parah, tidak menjalani diet tertentu, dan keturunan Meksiko.
Keluarga tersebut diacak dalam dua kelompok penjatahan selama enam bulan, dan menerima sesi pendidikan gizi dalam tempo dua mingguan.
Alasan dibalik mengapa keturunan Meksiko di singgung disini karena 2 alasan.
Pertama karena orang Hispanik/Latin di Amerika Serikat memiliki prevalensi obesitas yang lebih tinggi dan asupan nutrisi penting yang lebih rendah daripada kelompok demografis lain di negara tersebut.
Kedua, untuk imigran Hispanik/Latin, kualitas makanan memburuk saat mereka berakulturasi, mengadopsi pola diet Barat yang lebih tinggi karbohidrat olahan dan lemak hewani.
Para peneliti ingin menilai apakah peningkatan tetapi konsumsi makanan padat nutrisi tunggal dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi disparitas terkait diet.
Alpukat dipilih karena ia makanan nabati yang dikonsumsi secara tradisional sejak ribuan tahun lalu di negara Amerika Tengah dan Selatan.
Menariknya, penelitian juga mengungkap keluarga yang mengonsumsi lebih banyak alpukat secara bersamaan bisa mengurangi konsumsi protein hewani.
Lebih tepatnya ayam, telur, dan daging olahan. Atau protein hewani lainnya yang memiliki kadar lemak tinggi dan natriumnya.
Baca artikel selanjutnya :