Turunnya Harga Bitcoin sempat menyebabkan banyak kripto lainnya ikut-ikutan turun. Alhasil total kapitalisasi pasar kripto saat ini sedang mengalami guncangan.
Penyebabnya pun beragam, mulai dari dihentikannya layanan Bitcoin oleh Tesla sampai Regulasi China yang kini banting setir melarang transaksi terkait kripto di negaranya.
Tapi dibalik ini semua, ada satu jenis kripto yang malah asik sendiri menikmati kepopulerannya sejak awal tahun dan tidak terpengaruh sama sekali dengan kondisi pasar kripto yang mundur belakangan ini, yaitu Non-Fungible Token atau NFT.
Beda dengan kripto lainnya, Token NFT umumnya digunakan untuk membeli asset digital berupa karya seni dalam bentuk gambar, foto, icon, kartu digital, karakter game, atau bisa juga komponen digital lainnya.
Uniknya, Kebanyakan pemain di pasar ini punya hobi mengoleksi sesuatu dan punya jiwa seni yang tinggi.
Volume perdagangan NFT diramalkan akan tembus USD$175 juta di bulan Oktober mendatang, dengan kapitalisasi pasar USD$ 470 juta.
Mengutip laporan Invezz, pasar NFT sudah mencapai USD$338 juta pada tahun 2020.
Di awal tahun 2021, Volume dagangnya melonjak tajam hingga 645%.
Hal ini didorong atas besarnya adopsi ritel untuk barang-barang koleksi digital yang dulunya dibangun diatas kesuksesan CryptoKitties pada tahun 2017.
NFT pun memiliki skor pencarian sempurna (100) di bulan Desember tahun lalu di hasil pencarian Google.
Skor 100 ini maksudnya menyiratkan minat maksimum pada istilah penelusuran tertentu.
Menurut perkiraan Invezz juga, kehancuran pasar kripto dalam beberapa hari terakhir tidak akan berdampak pada pasar NFT dalam jangka menengah.
Kegemaran akan NFT nyatanya sudah masuk sampai dunia olahraga professional, ruang pameran seni Eropa, hingga ke kasta selebriti dunia.
Kegemaran NFT telah memasuki dunia olahraga profesional, ruang pamer seni Eropa, dan sirkuit selebriti.
Seperti yang dilaporkan Cointelegraph, penjualan NFT Beeple “Everydays” seharga USD$ 69,3 juta. Menjadi penjualan terbesar ketiga untuk artis seniman yang masih hidup.