TechforID – Dunia metaverse yang digadang-gadang oleh Facebook menuai kritik, lantaran berpotensi mengaburkan realitas dan membingungkan. Pakar komputer dan pengembang sistem virtual reality pertama di Air Force Research Laboratory, Louis Rosenberg mengatakan Meta, perusahaan pengganti Facebook, bisa menciptakan dunia distopia yang seperti nyata.
“Saya cemas akan penggunaan augmented reality oleh penyedia platform powerful ini, yang akan mengontrol infrastrukturnya,” ucap Louis mengutip dari Futurism, beberapa waktu lalu.
Menurut Louis, ada kemungkinan pihak ketiga yang bisa memberikan layanan berbayar, user bisa melihat data dari user lain di dunia metaverse. Contohnya, ada tulisan di kepala peserta virtual yang menyediakan informasi soal mereka dari data yang ada.
Baca juga: Mark Zuckerberg Resmi Ganti Nama Facebook Inc Jadi Meta
“Mereka menggunakannya untuk melabeli individual dengan kata-kata seperti pecandu alkohol atau imigran, rasis atau ateis dan mungkin Demokrat atau Republikan,” ucap dia.
Hal ini, kata Louis, dengan mudah bisa didesain untuk menggaungkan perbedaan politik, bahkan memicu kebencian.
Menurut dia, Metaverse bisa membuat realitas menghilang dengan menciptakan sistem di mana orang tidak bisa dengan mudah lepas darinya di masa mendatang.
Pasalnya, kata Louis, bisa saja dunia metaverse berkembang pesat dan berimbas pada setiap aspek kehidupan dan cukup mustahil untuk menghindarinya.
Profesor AI dan Spatial Computing di Liverpool Hope University Dr David Reid mengatakan, meski mempercayai Metaverse berpotensi membawa beberapa hal menarik, namun berisiko memperdalam masalah yang ada, seperti privasi data dan cyberbullying.
Ia mengatakan, perkembangan teknologi ini akan mengaburkan batas antara virtual dan realitas. Siapa pun yang jadi penguasa realitas ini akan memiliki akses ke jumlah data yang belum pernah terjadi sebelumnya, artinya kekuatan yang tak terhitung jumlahnya.
“Pasar untuk itu sangat besar. Siapa pun yang mengendalikannya, pada dasarnya akan memiliki kendali atas seluruh realitas Anda,” kata Dr Reid.
Baca artikel selanjutnya: