Kehadiran suatu bisnis di media social semakin besar terutama untuk kampanye periklanan di tahun 2021 ini.
Sebab banyak pemasar yang mengamati konsumen muda atau lebih tepat disebut generasi Z menghabiskan lebih banyak waktu untuk online.
Hal ini jelas akan membantu beberapa trend kampanye marketing secara online, terutama dalam hal Influencer Marketing atau pemasaran berbasis Influencer.
Diantara trend lainnya, Influencer Marketing memiliki efek yang lebih besar karena konten yang dihasilkan para Influencer.
Memiliki daya belanja yang kuat dan cukup efektif menarik Follower mereka supaya mau membeli suatu produk.
Sebagai contoh, Perusahaan Unilever saja kini mulai melihat potensi dan beralih ke Influencer marketing karena mereka menilai ia merupakan transaksional antara merek dan creator.
Perusahaan melihat permintaan yang lebih besar di antara pemasar untuk kemitraan jangka panjang dengan influencer yang dapat menjadi pendukung merek yang efektif.
Baca juga : 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Dalam Desain UI
Pada saat yang sama, pembuat konten juga akan menyesuaikan diri dengan merek yang nilai sosialnya sesuai dengan nilai sosial mereka.
Maraknya Permintaan Influencer di Platform TikTok
Pelanggan muda saat ini mulai sulit dicapai jika hanya mengandalkan media televisi saja.
Karena seperti yang dikatakan sebelumnya, mereka lebih banyak menghabiskan waktu secara online.
Generasi Z bahkan menuntut agar suatu merek seunik dan autentik mungkin dengan karakteristik yang diperkuat oleh aplikasi video sosial populer TikTok.
Karena TikTok berfokus pada mengidentifikasi video yang paling mungkin menjadi viral,
orang biasa bisa menjadi terkenal dalam waktu semalam di platform tersebut.
Konten bentuk pendek otentiknya menjadi lebih populer di kalangan Gen Z karena konsumsi media sosial mereka melonjak selama tahun pertama pandemi, menurut CreatorIQ.
Perusahaan merekomendasikan merek untuk berkolaborasi dengan influencer Gen Z untuk mempelajari lebih lanjut tentang audiens yang ingin mereka jangkau disini.
Dari hal tersebut bisa dilihat bahwa potensi tiktok melahirkan lebih banyak influencer yang berasal bahkan dari orang biasa dan bukan selebriti atau tokoh terkenal.
Dilansir dari sebuah RIset survey yang dilakukan Firma Morning Consult mengatakan bahwa,
Banyak konsumen muda yang bercita-cita menjadi Influencer media sosial sebagai karier.
Serta terdapat 86% Gen Z dan Millenial berkata bahwa mereka akan memposting suatu konten bersponsor demi uang, dan 54% akan menjadi Influencer jika diberi kesempatan.
Pelanggan Sebagai Influncer
Influencer kini memiliki begitu banyak hal yang berbeda. Mereka bukan hanya sebagai sekedar sosok yang mempromosikan suatu produk dimedia social saja,
melainkan untuk pengalaman pelanggan yang lebih baik, memperluas jangkauan, dan meningkatkan loyalitas pelanggan dalam jagka panjang.
Dalam hal ini, kamu bisa memanfaatkan peluang tersebut dengan bekerja sama dengan ratusan atau bahkan ribuan pelanggan kamu di media sosial.
Berikan insentif pada mereka yang bisa mengajak kerabat atau teman supaya mau membeli produk kamu.
Cara ini sedikit mirip dengan metode giveaway atau bagi-bagi gratis, hanya saja mereka harus mampu membuat seseorang mau membeli produkmu.
Selain bisa menjangkau pelanggan baru secara lebih luas lagi, metode ini juga dilansir lebih hemat biaya ketimbang menyewa seorang Influencer yang sebenarnya.
Meskipun seorang influencer jelas memiliki follower yang lebih banyak ketimbang pengguna biasa.
Akan tetapi tetap saja tehnik ini sangat patut dicoba suatu merek atau brand jika ingin mendapatkan hasil maksimal dengan biaya yang minim.
Sumber : www.marketingdive.com
