TechforID – Ai-Da adalah seniman robot humanoid ultra-realistis pertama di dunia yang dikembangkan Aidan Melle di Universitas Oxford, Inggris.
Pada hari Jum’at (26/10) lalu, ia sempat memberikan pertunjukan puisi di depan umum yang ia tulis sendiri menggunakan algoritma sebagai upaya merayakan kematian Penyair besar Italia Dante.
Prosesi pembuatan dan pembacaan puisi diadakan di Museum Ashmolean di Universitas Oxford.
Puisi Ai-Da diproduksi sebagai tanggapan terhadap puisi berjudul “Divine Comedy / Komedi Ilahi” yang ia pelajari secara keseluruhan.
Hal ini kemudian memungkinkan dirinya menggunakan algoritmanya sendiri untuk mengambil inspirasi dari pola bicara Dante (penulis puisi tsb), dan membuat puisi serupa karyanya sendiri dengan bantuan database-nya.
Aidan Meller selaku penciptanya mengatakan bahwa kemampuan Ai-Da untuk meniru tulisan manusia terbilang sangat bagus.
Bahkan saking bagusnya membuat mereka yang membacanya sulit membedakan kalau puisi tersebut ditulis oleh manusia atau robot.
Bukan cuma sebatas menulis puisi dan membacanya saja. Konon robot Ai-Da juga mampu menciptakan karya Seni dalam bentuk lain.
Karya tersebut meliputi gambar, lukisan, patung, dan video. One piece adalah penghormatan untuk ‘Cut Piece’ karya Yoko Ono.
Hal ini dimungkinkan karena Ai-Da memiliki kamera bawaan (Built-in) untuk melihat orang dan benda.
Sistem AI-nya kemudian memproses apa yang dilihat mata dan menafsirkannya untuk menciptakan sebuah karya seni, menggunakan tangan robotik untuk menggambar karya secara fisik.
Dengan menggunakan keahlian teknologi ini, Ai-Da dapat menyelesaikan pekerjaan kompleks dalam waktu kurang dari dua jam.
Keahlian magis ini bukan hanya berkat Aiden Meller seorang. Robot Ai-Da dirancang dan dibangun oleh perusahaan robotika yang berbasis di Cornish, Engineered Arts, sementara keterampilan artistiknya diciptakan dan dikembangkan oleh mahasiswa di University of Leeds.
Apa artinya memiliki robot yang menciptakan seni untuk dunia nyata? Ini adalah jenis pertanyaan yang Aidan Meller bantu pikirkan, dan bicarakan, sebagai hasil dari pameran Museum Ashmolean tersebut.
Baca Artikel Selanjutnya :