TechforID – Mata uang kripto Omicron yang namanya sama persis dengan varian Covid-19 sempat mengungguli Bitcoin dan Ethereum pada akhir pekan lalu.
Mengutip dari Mashable, Rabu, 1 Desember 2021, Omicron sempat meroket dari USD 65 setara Rp 930 ribu sampai USD 675 setara Rp 9,6 jutaan pada akhir pekan lalu.
Sebelumnya, Omicron terlihat stabil pada pekan terakhir, harganya mulai merangkak naik sampai 10 kali lipat. Namun, uang kripto itu kembali menurun pada Selasa, 30 Nevember 2021 di angka USD 308 setara Rp 4,4 juta.
CoinMarketCap mengatakan, meski OMIC sempat mengungguli Bitcoin dan Ethereum pada akhir pekan, bukan berarti bisa menjadi investasi yang berharga.
“Sedikit yang diketahui tentang proyek keuangan dan terdesentralisasi ini, dan data kuat seputar proyek itu terbukti sulit didapat,” tulis CoinMarketCap.
Baca juga: Penambang Kripto Bikin Kazakhstan Kekurangan Pasokan Listrik
Sementara itu, situs web resmi Omicron menggambarkan diri mereka sebagai “protokol mata uang terdesentralisasi yang dibangun atas Arbitrum.”
Diketahui, mata uang kripto Omicron dibuat pada awal November 2021, tidak mengacu pada varian Covid-19 ketika peluncuran. Pembuatnya berharap bisa menghemat daya beli secara independen dari volatilitas pasar.
Omicron bukan satu-satunya koin digital yang mendapat dampak positif dari dunia nyata, hingga akhirnya runtuh. Squid beberapa waktu lalu sempat melonjak lantaran kepopuleran serial Netflix, Squid Game.
Untuk informasi, varian B.1.1.529 atau Omicron dikatakan 500% lebih cepat penularannya, dibandingkan virus Corona SARS-CoV-2. Penularan lebih cepat ini diduga lantaran varian Omicron bisa melawan atau menghindari kekebalan tubuh.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengatakan, penyebab varian Omicron lebih cepat menular karena memiliki lebih banyak mutasi.
Baca artikel selanjutnya: