TechforID – Pendiri Kripto Ripple (XRP) Chris Larsen meminta para miner untuk meninggalkan algoritma konsensus Proof of Work (PoW). Dampak keprihatinan Larsen lantaran industri penambangan Bitcoin yang menjamur di Amerika Serikat (AS).
Pendiri XRP itu mengatakan, perusahaan penambangan yang terdaftar di AS, seperti Riot Blockchain, BIT Mining dan Marathon Digital Mining lebih baik melakukan staking koin. Dengan cara itu, reward akan diterima berdasarkan pro-rate hash power.

Mengutip dari U.today, perubahan kode melibatkan pengambilan snapshot hashrate, memastikan diberi kompensasi yang adil untuk berinvestasi dalam peralatan.
Baca juga: WhatsApp Bakal Punya Dompet Digital Uang Kripto
Menurut Larsen, transisi dari mining ke staking akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan risiko.
“Di bawah proposal seperti itu, penambang akan mendapatkan manfaat ekonomi tambahan, memperoleh pendapatan yang sama dengan biaya operasional yang jauh lebih sedikit,” kata Larsen
Selain itu, menurut Larsen, pemerintah China akan merebut kendali atas jaringan Bitcoin, lantaran dominasi di industri penambangan. Namun, pendapat Larsen dibantah oleh komunitas cryptocurrency.
Sebelumnya, Larsen sempat mendorong para pengembang dan penambang supaya beralih ke mekanisme baru yakni Proof of Stake (PoS). Pasalnya PoS tidak menimbulkan dampak besar terhadap lingkungan.
Mengutip dari Coindesk, berbeda dengan PoW yang dinilai sudah kadaluarsa, meskipun canggih namun menimbulkan kerusakan lingkungan yang besar.
“Cryptocurrency yang menggunakan PoW harus mempertimbangkan perubahan kode ke metode validasi lain seperti Proof-of-Stake (PoS) atau Federated Consensus (atau sesuatu yang belum dikembangkan),” tulis Larsen.
Baca artikel selanjutnya: