Uang kripto Shiba Inu yang dikenal sebagai Shiba Token diketahui rilis pada Agustus 2020. Nilainya menembus ke rekor baru pada Rabu, 27 Oktober 2021. Sampai sekarang masih misterius siapa pencipta mata uang dengan lambang anjing ini.
Mengutip dari News.com.au, Senin, 1 November 2021, pencipta Shiba Inu dikenal dengan nama anonim Ryoshi, dalam bahasa Jepang memiliki nelayan.
“Saya sudah bilang dari awal, saya bukanlah siapa-siapa, saya tidak penting,” tulisnya.
Ryoshi mengatakan, upaya untuk membuka identitasnya, bahkan jika sukses, tidak akan berarti.
“Saya hanya seorang pria yang tak punya konsekuensi saat mengetik keyboard dan saya mudah tergantikan. Saya adalah Ryoshi,” ucap dia.
Ia mengatakan, jati diri Shiba Inu adalah egaliter. Menurut dia, dengan Shiba, dari permulaan sudah menyatakan sangat jelas bahwa tidak ada siapa pun yang memimpin.
“Tidak ada orang yang bertanggung jawab dan tidak ada entitas punya kunci ke kerajaan ini,” ujar Ryoshi.
Yang mengejutkan, Ryoshi mengatakan tak memiliki satu pun Shiba Inu. Banyak orang yang mengirim pesan dan menanyakan soal keuntungan yang membuatnya menjadi seorang miliarder.
Baca juga: Perusahaan di Amerika Serikat Beli Pembangkit Listrik Buat Mining Bitcoin
“Realitanya, sampai hari ini saya tidak punya satu pun Shiba Inu,” ucapnya.
Ia menyatakan hal itu dilakukannya agar tetap bisa murni dan tidak melenceng dalam visinya kala menciptakan Shiba Inu.
“Jangan khawatir, Shiba Inu mungkin akan memberikan hadiah bagi saya dengan cara yang lain,” kata Ryoshi.
Shiba Inu disebut sebagai spin off Dogecoin. Apalagi, memiliki logo yang hampir sama dengan Dogecoin, yakni seekor anjing Shiba. Namun tak seperti Dogecoin yang berawal dari sebuah meme, logo anjing di Shiba Inu Token terlihat garang.
Seperti Dogecoin, Shiba Inu telah membuat beberapa investor menjadi jutawan dalam semalam. Tidak heran bila kripto ini berhasil menggaet sejumlah pendukung selebriti, mulai dari mantan bintang boy band hingga atlet profesional.
Terlepas dari semua antusiasme yang ada, sebagian pakar telah memperingatkan bahwa Shiba Inu Token mungkin jauh lebih berisiko sebagai investasi daripada mata uang kripto jenis lainnya.
Berdasarkan data dari Coinbase, rata-rata pemilik koin Shiba Inu hanya memegang koin sekitar 6 hari. Persentase kenaikan nilai Shiba Inu melonjak hingga 5.100.000% sejak 1 Agustus 2020, tapi rata-rata hanya menyimpan koin ini selama kurang dari seminggu adalah salah satu peringatan untuk berhati-hati dan bijak berinvestasi.
Sebenarnya, tidak ada yang salah untuk menaruh investasi pada cryptocurrency. Namun mengingat volatilitas yang sangat keras, bisa naik dan turun sekian jam atau bahkan menit, harus ada perhitungan dan riset lebih jauh soal momentum yang tepat berinvestasi. Intinya, jangan sampai hanya ikut-ikutan.
Baca artikel selanjutnya: