Perusahaan di Amerika Serikat (AS) sampai membeli pembangkit listrik untuk dipakai di aktivitas penambangan bitcoin. Selama September 2021, konsumsi listrik yang dipakai untuk menambang bitcoin mencapai 7,97 terawatt hours (TWh). Sebelumnya,
Perusahaan itu adalah Stronghold Digital Mining, yang membeli pembangkit listrik Scrubgrass di Venango County, Pennsylvania, AS senilai USD 105 juta. Pembangkit listrik itu menggunakan limbah batu bara sebagai sumber tenaganya.
Pembangkit listrik tersebut saat ini membakar 600 ton limbah batubara setiap tahunnya, yang cukup untuk memberi tenaga ke 1.800 komputer penambang bitcoin.
Baca juga: Ngaku Penemu Bitcoin, Jord Molt Malah Ditangkap karena Kasus Penipuan Proyek Crypto
Agustus lalu, Stronghold membeli pembangkit listrik keduanya di Pennsylvania, yaitu pembangkit listrik Panther Creek, dan berencana membeli pembangkit listrik ketiga dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Pemerintah China telah melarangan aktivitas mata uang kripto. Tentunya berdampak besar pada banyak hal, termasuk perpindahan para penambangnya.
Setelah aktivitas penambangan kripto di China dilarang, tak membuat para penambang menyerah dan beralih ke bisnis lain. Sebagian ada yang langsung mencairkan asetnya dan beralih bisnis, sebagian lagi pindah ke negara lain untuk kembali menambang.
Mengutip Techspot, berdasarkan data dari Cambridge Bitcoin Electricity Consumtion Index (CBECI), para penambang banyak yang pindah ke AS.
Pada April 2021, 46% jaringan hashrate bitcoin global berasal dari China, sementara di AS hanya 16,8%. Namun, angka itu berubah total pada Agustus 2021, hashrate di AS melesat jadi 35,4%, dan diikuti oleh Kazakhstan dengan 18,1%.
Untuk informasi, hashrate merupakan pengukuran kemampuan komputasi yang dipakai untuk mengukur kecepatan penambangan.
Baca artikel selanjutnya: