SBI Ripple Asia adalah perusahaan Joint-venture antara SBI Holding dan Ripple (XRP) yang memfasilitasi layanan pengiriman uang lintas batas (antar Negara) pertama di kamboja melalui teknologi Blockchain.
SBI Ripple Asia memungkinkan transfer uang antara Kamboja dan Vietnam dengan lebih cepat, murah, dan nyaman menggunakan jaringan Blockchain-nya yang disebut RippleNet.
Yaitu sebuah jaringan pembayaran berbasis buku besar terdistribusi (Distributed Ledger) Ripple.
![](https://www.techfor.id/wp-content/uploads/2021/05/rip-1024x538.png)
RippleNet itu sendiri adalah layanan keuangan yang ditawarkan oleh Ripple menggunakan XRP untuk menyelesaikan transaksi secara Real-time (waktu nyata) dengan cara yang efisien, tanpa gesek kartu atm, dan nyaman.
gesekan, dan nyaman. Atas nama SBI Group, Yoshitaka Kitao, CEO bank, mengatakan:
“Kami akan mengejar sinergi semaksimal mungkin di masa depan dengan menyediakan teknologi baru seperti teknologi buku besar terdistribusi (DLT) yang dipromosikan oleh SBI Group kepada perusahaan di dalam dan di luar grup, terutama di kawasan Asia yang berkembang pesat.
Kami ingin memimpin globalisasi keuangan dengan menggunakan teknologi mutakhir, seperti dengan memimpin pengembangan layanan transfer uang yang menggabungkan aset kripto. ” Ujar Yoshitaka Kitao, CEO bank SBI Group.
Melalui kemitraan ini, koridor pembayaran antara bank Kamboja dan Vietnam sudah mulai diaktifkan dan bisa dinikmati dengan biaya yang relatif rendah.
Menurut laporan pendapatan mereka beberapa hari lalu, perusahaan Ripple sukses tingkatkan penjualan XRP sebesar 97% atau tepatnya USD$ 150,34 Juta di kuartal pertama tahun 2021.
Hampir naik 2 kali lipatnya kalau dibandingkan pendapatan mereka di tahun sebelumnya, yakni USD$76,27 kuartal 4 tahun 2020. Meski sedang terjerat kasus hokum, Ripple tetap mampu berkembang.
Adapun rumor yang beredar usai kasus pengadilan mereka selesai, ada peluang Ripple akan membawa perusahaannya ke public (Go-Public). Baru-baru ini juga,
CEO SBI Group Kitao secara terbuka menyatakan keinginannya untuk melihat perusahaan tersebut go public setelah kasus pengadilan dengan SEC selesai.
Hal ini sejalan dengan visi CEO Ripple Brad Garlinghouse untuk perusahaan,
seperti yang telah dia nyatakan sebelumnya selama wawancara bahwa Ripple bercita-cita untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) di masa depan.
XRP beroperasi sebagai keamanan yang tidak diatur di Amerika Serikat, SBI Group telah menjadi sekutu kuat Ripple,
bahkan ketika mitra seperti MoneyGram telah menunda kolaborasi mereka dengan perusahaan rintisan fintech.
Berkat ini, adopsi XRP telah tumbuh secara signifikan di Asia di tengah tuntutan hukum yang dihadapi Ripple di AS.