TechforID – Penambang kripto Kazakhstan terpaksa harus pindah ke negara lain dikarenakan pemerintah disana berencana menaikan tariff konsumsi listrik.
Hal ini bukan berarti tanpa sebab, masalahnya sejak 3 kuartal terakhir tahun 2021 konsumsi listrik di negara itu naik sekitar 7% dan pemerintah berencana menaikan tariff ini dalam waktu dekat.
Sebagai informasi, Kazakhstan merupakan negara favorit saat para penambang kripto Cina yang diusir Xi Jinping.
Negara ini dianggap sebagai Utopia para penambang karena memiliki tariff listrik yang murah sebelumnya. Namun karena aturan baru tersebut mereka terpaksa harus mencari negara lain dengan pasokan listrik yang stabil.
Perwakilan dari penambang menganggap peraturan ini terbilang tidak adil, dan pihak pemerintah Kazakhstan hanya menjadikan penambang kripto sebagai kambing hitam saja.
Mengutip dari Nikkei Asia, salah satu perusahaan penambang kripto disana bernama Xive terpaksa harus menutup fasilitas utama mereka.
Ini disebabkan karena tiba-tiba pasokan listriknya tiba-tiba terputus bulan November lalu tanpa adanya alasan yang tepat.
Meski begitu pihak perusahaan mengatakan mereka masih tetap stabil karena memiliki cabang di negara lain yang masih beroperasi normal.
Sementara pembatasan yang diberlakukan oleh perusahaan distribusi listrik telah mempengaruhi bisnis penambangan kripto yang diatur, penambang kripto skala kecil dalam ekonomi di ruang bawah tanah dan garasi.
Baca juga : Bilyuner Peringati AS Bitcoin Bisa Jadi Senjata Finansial Cina
Awalnya, Kazakhstan menyambut penambang kripto dan mengambil langkah untuk mengatur sektor ini melalui undang-undang.
Perkiraan yang diterbitkan pada bulan Oktober menunjukkan bahwa negara tersebut dapat mengharapkan penambangan kripto untuk menuangkan sekitar $ 1,5 miliar ke dalam ekonomi Kazakhstan.
Pajak baru sebesar $0,0023 per kilowatt-jam listrik yang digunakan oleh perusahaan penambangan kripto terdaftar akan dikenakan pada Januari 2022.
Kazakhstan juga berencana membangun pembangkit listrik dengan gabungan kapasitas pembangkit 3.000 megawatt di tahun-tahun mendatang.
Mereka juga memperluas pangsa energi terbarukan sumber dalam bauran energinya, dan sedang mempertimbangkan energi nuklir.
Baca artikel selanjutnya :