Teknologi Telekomunikasi Generasi ke 5 atau 5G diharapkan bisa membawakan evolusi dalam industri jaringan seluler.
Bagaimana tidak, dari trailernya saja ia menjanjikan kecepatan unduhan dan berbagi daya yang secara eksponensial lebih cepat ketimbang generasi sebelumnya.
Juni 2021 menjadi bulan awal masuknya jaringan 5G ke Indonesia. Dibawakan oleh Telkomsel dan Indosat Ooredoo menjadi keduanya sebagai pelopor jaringan 5G.
Tapi perlu dicatat kalau hanya di beberapa wilayah dan Area saja alias belum merata ke seluruh Indonesia.
Tapi..apa sih sebenarnya perbedaan antara 4G vs 5G ? haruskah kita pindah ke jaringan baru tersebut dan rela membeli smartphone baru ? atau lebih baik menunggu dahulu seperti apa perkembangannya ? berikut jawabannya.
Baca Artikel Bitcoin:
Perbedaan Jaringan 5G dan 4G
Dibandingkan dengan jaringan seluler generasi ketiga (3G), 4G memungkinkan streaming video berkualitas yang sebelumnya tidak mungkin dicapai dan bahkan bisa menelpon seseorang saat dalam kondisi berpergian.
Sebab 4G mencapai batas teknis tentang seberapa banyak data yang bisa ditransfer dengan cepat melalui spectrum.
Namun bisa dikatakan pembeda terbesar antara 5G dan 4G adalah terbukanya dunia baru yang bisa terhubung dengan jaringan Generasi terbaru tersebut, yakni Internet of Things (IoT) dan Virtual Reality (VR).
Jaringan 5G diharapkan menjadi revolusioner untuk industri berbasis data, kota pintar, dan manajemen infrastruktur karena akan memungkinkan lebih banyak perangkat yang berfungsi, andal, aman, dan tanpa gangguan di area yang sama.
Secara keseluruhan, karena teknologi, spektrum, dan frekuensi baru yang digunakannya, 5G memiliki beberapa keunggulan dibandingkan 4G; kecepatan lebih tinggi, lebih sedikit latensi, kapasitas untuk sejumlah besar perangkat yang terhubung, lebih sedikit gangguan, dan efisiensi yang lebih baik.
Performa 5G dalam Hal Bandwidth, Latensi, dan Spektrum
Setiap operator memiliki blok spektrum yang merupakan rentang frekuensi radio elektromagnetik yang digunakan untuk mengirimkan suara, data, dan video ke seluruh negara.
Spektrum ini ditambahkan bersama untuk membuat total kapasitas jaringan yang menentukan seberapa cepat mereka dapat mentransfer data.
Hal Ini juga akan menciptakan lebih sedikit latensi dalam sistem yang berarti data akan ditransfer secara real time dengan cepat.
Menurut Mats Norin, manajer program di 5G For Industries, Ericsson Research, Latensi untuk 4G yakni sekitar 20-30 milidetik, tetapi untuk 5G akan mencapai jauh di bawah 10 milidetik, dan dalam kasus terbaik penundaan sekitar 1 milidetik.
Baginya, hal seperti ini mungkin tidak terlalu penting untuk konsumen biasa, tetapi untuk industri seperti monitoring jarak jauh, alat berat yang dikendalikan dari jarak jauh membuat 5G sangat dibutuhkan.
Seberapa Aman Jaringan 5G ?
Walau tidak diragukan lagi kalau 5G akan memudahkan kehidupan kita sehari-hari, namun menurut beberapa kalangan jaringan 5G justru dianggap berbahaya.
Tidak sedikit orang yang beranggapan kalau radiasi gelombang energi dari penggunaan 5G akan berdampak bahaya bagi tubuh manusia.
Kenneth Foster, profesor bioteknologi di Pennsylvania State University menilai bahwa energi frekuensi berahaya dan menyebabkan luka bakar atau kerusakan termal lainnya.
Namun potensi berbahaya itu muncul jika manusia berada di dekat pemancar frekuensi radio berdaya tinggi. Sementara jaringan 5G beroperasi dengan frekuensi radio yang lebih tinggi.
Namun terkait jaringan 5G, Foster mengakui harus dikaji lebih dalam lagi. Apalagi belum banyak studi toksiologi mengenai jaringan 5G ini. kebencian terhadap jaringan 5G melanda masyarakat.
