Pemilik Google, Alphabet, baru saja dikabarkan telah meluncurkan perusahaan berbasis Artificial Intelligence (AI) guna menemukan obat baru.
Bernama Isomorphic Labs dan terdaftar di Inggris, nantinya perusahaan baru Google ini bakal menggunakan teknologi dari perusahaan saudaranya, Deepmind.
Konon kabarnya, kepala DeepMind Demis Hassabis, akan dilantik juga sebagai kepala eksekutif di Lab Isomorphic.
Tidak banyak yang tahu, namun sebenarnya ilmuwan diseluruh dunia sempat dibuat kagum pada bulan Juli lalu oleh DeepMind.
Saat itu DeepMind mengungkapkan bagaimana teknologi Alpha Fold 2-nya bisa dipakai untuk memprediksi bentuk setiap protein dalam tubuh manusia.
Canggihnya, teknologi ini memiliki tingkat akurasi yang hampir sempurna dan teknologi tersebut bersifat Open-Source alias Gratis untuk di kembangkan bersama.
Model DeepMind ini diyaknini bisa memecahkan salah satu masalah tersulit dalam biologi dengan mengambil urutan asam amino dan memetakan liku-liku bentuknya.
Algoritma dapat membantu menggantikan atau meningkatkan pekerjaan laboratorium yang melelahkan untuk mengidentifikasi struktur protein, yang menentukan bagaimana mereka berperilaku.
Peran AI Dalam Memajukan Industri Medis
Berkat teknologi dari DeepMind, banyak perusahaan Farmasi dan peneliti akademis yang tertarik menggunakan alat tersebut.
Karena bersifat Open Source alias gratis, mereka sangat antusias dalam menemukan target obat-obatan baru.
Selain tingkat akurasinya yang tinggi, teknologi Artificial Intelligence (AI) pada Alpha Fold 2 diyakini bisa memangkas waktu untuk menemukan pengobatan inovatif meski masih dalam proses uji klinis (dimana biasanya bisa memakan waktu beberapa tahun).
Sebagai tahap awal, Isomorphic Labs akan menggunakan teknologi itu untuk mencoba menemukan obat untuk penyakit Chagas dan Leishmaniasis, yakni 2 jenis penyakit yang paling mematikan di dunia.
Dalam mencapai tujuan tersebut, pihak perusahaan juga bakal bermitra dengan perusahaan farmasi dan biomedis dan saat ini sedang merekrut ilmuwan, insinyur, dan pakar pembelajaran mesin.
Hassabis berharap lab akan menggunakan AI di luar AlphaFold2 untuk memprediksi fenomena biologis yang kompleks.
Teknologi dan database AlphaFold2, yang telah dilatih pada ratusan ribu struktur yang diketahui, akan tetap bersifat open-source untuk penggunaan eksternal.
Baca Juga :