Mengutip dari CNBC, perusahaan Blockchain bernama Poly Network mengalami kemalingan dengan total kerugian mencapai USD$600 Juta.
Kabarnya, pencurian ini dilakukan dengan cara Hacking oleh peretas dengan cara mengekspoitasi kerentanan yang ada di jaringan Poly Network.
Berita ini membuat geger para komunitas crypto karena memang kejadian ini menjadi salah satu pencurian crypto terbesar yang pernah terjadi.
Pihak perusahaan sudah membuat pernyataan di akun twitter mereka dan meminta agar si peretas mau mengembalikan dana yang dicuri.
Kronologisnya, Para penyerang kemudian memulai serangan terhadap blockchain Ethereum, BSC dan Polygon. Setelah si peretas berhasil mencuri, mereka mengirimkan hasilnya ke berbagai alamat Cryptocurrency.
Baca Artikel Tentang Bitcoin :
5G Vs 4G – Apa Bedanya?
Para peneliti dari perusahaan keamanan Slowmist mengatakan kalau total asset yang dicuri ditransfer ke tiga alamat yang berbeda.
Merespon data tersebut, pihak Poly Network mendesak berbagai platform pertukaran Crypto untuk Blacklist token-token yang berasal dari alamat yang ditautkan si peretas.
Para peneliti dari Slowmist menganalisa kalau penyerangan ini terjadi karena sudah lama direncanakan dengan matang. Apapun yang mereka lakukan sudah sangat terorganisir baik sebelum maupun sesudah eksekusi.
Bicara tentang Blockchain terutama menyangkut Decentralized Finance (DeFi).
Menurut CipherTrace sejak awal tahun 2021 sampai bulan juli memang sudah tejadi peretasan terkait DeFi dengan total kerugian USD$361 juta. Angka tersebut hampir meningkat 3 kali lipat dari keseluruhan peretasan terjadi di tahun 2020.
Penipuan terkait DeFi juga meningkat. Dalam tujuh bulan pertama tahun ini, mereka menyumbang 54% dari total volume penipuan crypto versus 3% untuk semua tahun lalu.