TechforID – Tak habis akal atasi sanksi dunia, negara Rusia mencari cara baru dengan menjual minyak dan gas alamnya dengan bitcoin dengan negara-negara seperti Cina dan Turki.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Energi mereka, Pavel Zavalny pada siaran pers di tv, mengatakan negara-negara Barat (yang menjatuhkan sanksi) yang mau membeli energi Rusia harus membayar dalam Ruble dan emas,
Sedangkan untuk negara yang dinilai netral atau bersahabat dengan Rusia boleh membelinya dengan mata uangnya sendiri atau bahkan Bitcoin.
Sang menteri bahkan mengusulkan ke Cina untuk beralih ke penyelesaian dalam mata uang nasional untuk rubel dan yuan, sedangkan Turki menjadi lira dan rubel.
Amerika Serikat serta Uni Eropa, Inggris, Jerman, Kanada, Australia, dan Jepang semuanya telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia dalam upaya untuk menggagalkan serangannya di Ukraina.
Namun, pada bulan Februari, muncul laporan bahwa Rusia justru menggunakan Bitcoin untuk melewati langkah-langkah ini.
Baca juga : Aturan Internet Diperketat, Warga Rusia Beralih ke VPN
Pada dasarnya, Rusia berencana membuat kesepakatan di seluruh dunia, menggunakan mata uang digital untuk melewati titik kontrol yang diandalkan oleh pemerintah barat.
Langkah ini pasti akan membuat harga energi melonjak membuat lanskap energi yang sudah sulit menjadi lebih parah.
Harga gas di Eropa sendiri sudah naik 30%, ketika rubel naik ke level tertinggi tiga minggu terakhir 95 terhadap dolar.
Namun, negara sahabat Rusia, Cina telah menyatakan semua transaksi terkait kripto sebagai ilegal yang berarti tawaran baru Rusia mungkin tidak begitu menarik bagi negara tersebut. Turki, di sisi lain, mungkin mengambil bagian dalam tawaran bitcoin Rusia.
Minyak dan gas alam adalah satu-satunya sumber energi terpenting Rusia sehingga negara ini pasti akan kreatif dalam menjual sumber daya.
Baca artikel selanjutnya :