AI & Data Science

Pria Ini Ciptakan Chatbot AI untuk Mengenang Tunangannya

Chatbot
Avatar photo
Written by Techfor Id

Dari San Francisco Chronicles, seorang pria bernama Joshua Barbeau membuat program AI Chatbot yang katanya menyerupai mendiang tunangannya yang meninggal 8 tahun lalu.

Joshua merinci bagaimana Project Desember, yaitu Software yang menggunakan teknologi AI untuk membuat Chatbot yang bisa dikatakan sangat realistis.

Teknologi ini bisa menciptakan kembali pengalaman berbicara dengan mendiang tunangannya.  

Dalam programnya itu sendiri, Joshua mengaku yang ia lakukan Cuma memasukan pesan-pesan lama yang ia simpan, memberikan beberapa informasi latar belakang, dan seketika model chatbot AI tersebut bisa meniru pasangannya dengan tingkat akurasi yang luar biasa.

Informasi pembukaan yang disematkan di Project Desember. Foto : sfchronicle

Setelah menyisipkan informasi latar pada program, Joshua bisa memulai percakapan dengan Chatbot yang menyerupai tunangannya.

Baca Artikel Tentang Cryptocurrency :

Salah satu riwayat chat Joshua dengan Botchat AI project December. Foto sfchronicle

Project Desember didukung oleh GPT-3, model AI yang dirancang oleh grup riset OpenAI yang didukung Elon Musk.

Dengan mengonsumsi kumpulan data besar teks buatan manusia, GPT-3 dapat meniru tulisan manusia, menghasilkan segala sesuatu mulai dari makalah akademis hingga surat dari mantan kekasih.

Teknologi Ini adalah beberapa pemrograman AI berbasis bahasa yang paling canggih dan juga berbahaya kalau disalah gunakan.

Saat teknologi pendahulunya, GPT-2 dirilis ke publik, Pengembangnya membuat catatan kalau teknologi tersebut bisa digunakan dengan niat jahat.

Misalnya, ia bisa dipakai untuk mengotomatiskan konten yang melecehkan atau berita hoax di media sosial, menghasilkan artikel berita yang menyesatkan, atau meniru orang lain secara online.

Ketakutan para pengembang OpenAI pun terjawab di masa sekarang ini. Sebab menurut studi baru tentang algoritma Youtube, ia masih mendorong informasi yang salah di platformnya.

Organisasi Non-Profit Centre for Countering Digital Hate baru-baru ini juga mengidentifikasi 12 orang yang bertanggung jawab untuk membagikan 65% teori konspirasi Covid-19 di media sosial.

Kemajuan teknologi memang bukanlah hal yang bisa dihentikan begitu saja oleh manusia. Sebab meski berpeluang dipakai untuk hal buruk, ia tetap saja secara nyata membantu manusia menjalani kehidupannya sehari-hari.

Baca Artikle Berikutnya, TNK Pasang 1.000 Chip ke Komodo

About the author

Avatar photo

Techfor Id

Leave a Comment

Click to ask
Hai, Tanya-Tanya Aja
Hi ini Windy, dari techfor

Windy bisa membantu kamu memahami layanan Techfor
Seperti

1. Kursus Online By Expert
2. Partnership Event dan Konten
3. Layanan liputan multimedia
4. Dan hal lain yg ingin kamu tau

Kirim saja pesan ini serta berikan salah satu nomor diatas atau beritahukan windy lebih jelas agar dapat membantu Kamu