Melihat naiknya Bitcoin lebih dari 400% dalam setahun terakhir, Mata uang Bitcoin tembus sampai angka di atas US$50.000.
Padahal 4 tahun yang lalu, bitcoin diperdagangkan di bawah harga US$1.000 dollar.
Baru-baru ini juga, Bitcoin sempat dinobatkan sebagai asset kripto dengan kinerja terbaik dalam satu dekade terakhir.
Sejak 2013, Bitcoin mencatat Return of Investment (ROI) lebih dari 72245%.
Angka ini bisa dibilang sangat luar biasa di mana tidak ada asset lain yang mampu mendekatinnya.
Itupun baru awalnya aja.
Baca Juga :
Bank Pertama Amerika Serikat yang Tawarkan Investasi Dana Bitcoin
sejak pandemi Covid-19 muncul, dan inflasi di berbagai Negara saling bersekongkol untuk menunjukan mengapa asset kripto menawarkan nilai dan keamanan lebih baik untuk berinvestasi.
Banyak orang yang mulai ikut-ikutan bermain di pasar Bitcoin. Tujuannta untuk memastikan tidak melewatkan peluang yang ditawarkannya.
Ada banyak cara menghasilkan uang menggunakan Bitcoin.
Di sini kamu bisa membelinya lalu menahannya sampai harganya naik dan menjualnya kembali untuk mendapatkan keuntungan.
Atau kamu bisa mencoba instrumen keuangan lain yang ditautkan ke Bitcoin seperti misalnya platform PrimeXBT. Dari cara ini kamu bisa untung tiap kali harga Bitcoin naik maupun turun.
Meski demikian, tentu banyak orang yang ragu ingin benar-benar terjun atau tidak.
Karena selain harga per koinnya cukup mahal (sekitar Rp.800 jutaan per keping), jelas tidak hanya pemula yang khawatir,
bahkan pedagang kripto professional sekalipun merasa ragu harus menjual asset Bitcoin sekarang atau tidak.
Ini dia Cara Mengurangi Resiko Rugi Berinvestasi di Bitcoin
Opsi apapun yang kamu pilih untuk masuk ke pasar Bitcoin, sebelumnya kamu perlu pahami dulu nih apa aja hal-hal terkait mengurangi risiko yang datang ketika berinteraksi dengan Bitcoin.
Misalnya, kamu memilih opsi untuk memiliki asset aktual dengan bergabung di bursa Jual / beli asset, maka kamu perlu melindungi diri dari risiko pihak lawan.
Karena sebagian besar platform pertukaran kripto yang memungkinkan jual beli Bitcoin, biasanya menyimpan juga Private Key (kunci pribadi) milik pengguna yang padahal seharusnya hanya si pengguna yang tahu.
Artinya kamu sebagai pemilik koin tidak memegang kendali penuh atas Bitcoin yang kamu jual / beli di platform ini.
Kalau sewaktu-waktu… anggaplah platform ini di Hack oleh seseorang, maka besar kemungkinan koin kamu di dalamnya dicuri hacker tersebut, hilang sepenuhnya, dan tidak ada ganti rugi.
Idealnya, setelah kamu membeli Bitcoin, kamu harus transfer / kirim bitcoin tersebut ke dompet pribadi (Digital Wallets). Sebab dompet pribadi memungkinkan kamu menyimpan Private Key tanpa diketahui siapapun. Sehingga kamu memegang kendali penuh atas token yang kamu punya.
Selain itu, umumnya platform penyedia dompet pribadi atau Digital Wallets memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi. Jadi minim resiko terkena hack atau jenis kejahatan cyber lainnya.
Tips Dalam Bermain di Pasar Bitcoin
Dalam hal perdagangan asset sebenarnya, perlu kamu ingat untuk tidak meninggalkan koin kamu di platform bursa dagang kripto kalau kamu tidak aktif berdagang disana. Pelajari juga bagaimana cara kerja pasar kripto
Cukup simpan 20-30% total asset yang kamu punya, diversifikasi atau pecah koin kamu di beberapa bursa lainnya dan lakukan uji coba pada platform yang kamu pilih untuk dipakai.
Sebagai contoh, banyak pedagang kripto diluar sana yang memecah total asset mereka menjadi Bitcoin 40%, Ethereum 20%, Altcoin 20%, dan Fiat (uang tradisional) 20%. Inipun hanya patokan rasio kasarnya saja, kamu tidak harus 100% menirunya.
Saat bermain di pasar Bitcoin, baiknya kamu tidak terlalu terburu-buru saat membeli ataupun menjualnya. Sebisa mungkin hindari terlalu fokus pada hype atau trend yang sedang booming.
Jangan buru-buru membeli karena takut kehabisan stok / harga balik naik, dan jangan nafsu menjual hanya karena harganya naik beberapa ribu dollar. Dasarkan langkah dan investasi kamu pada fakta yang kuat.