AI AI & Data Science

Satelit Artificial Intelligence (AI) Pertama Yang Berhasil Mendarat di Ruang Angkasa

Avatar photo
Written by Techfor Id

Baru-baru ini, European Space Agency (ESA) dan Intel mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menempatkan satelit pertama dengan pemrosesan AI on-board ke luar angkasa bernama PhiSat-1.

PhiSat-1 menggunakan chip Intel Movidius Myriad 2 yang awalnya tidak dirancang untuk perjalanan luar angkasa.

AI di dalam pesawat PhiSat-1 dapat memilih dan secara otomatis menghapus foto Bumi jika terlalu tertutup oleh awan.

Walau masih dalam tahap permulaan, namun dengan hadirnya satelit berbasis AI PhiSat-1 membuka jalan bagi inovasi dalam cara satelit mendeteksi bencana alam. Bahkan tidak menutup kemungkinan sebagai cara kita berkomunikasi dengan penjelajah Mars di masa depan.

Pada tanggal 2 September, satelit seukuran kotak sereal lepas landas.

Dengan nama PhiSat-1, misinya adalah untuk memantau es yang berlokasi di kutub bumi dan kelembaban tanah.

PhiSat-1 adalah satelit pertama yang berhasil masuk ke orbit dengan AI di dalamnya,  dan teknologinya dapat mengubah cara kita menanggapi bencana alam, seperti tumpahan minyak serta kebakaran hutan. 

Inspirasi European Space Agency Menciptakan PhiSat-1

Gianluca Furano dari European Space Agency (ESA) mengatakan bahwa meskipun AI populer membantu banyak kehidupan dibumi, akan tetapi mengimplementasikan ke dalam satelit menjadi tantangan besar.

Sebab dengan Menerbangkan chip bertenaga AI seperti yang ada di atas PhiSat-1, maka perbaikan, tambalan perangkat lunak, atau peningkatan apa pun akan jauh lebih sulit.

Selain itu, radiasi di luar angkasa mempersulit pembuatan chip AI yang dapat bertahan di orbit.

“Apa pun yang mengandung silikon di dalamnya akan terganggu oleh radiasi ionizing,” kata Furano.

Ini berarti chip komputer yang sebelumnya bekerja dengan sempurna di bumi belum tentu akan memiliki performa sama jika digunakan diluar angkasa. Sebab ia membutuhkan modifikasi hingga perisai canggih agar bisa berfungsi dengan baik.

Walau demikian, ESA tidak menyerah dan menciptakan PhiSat-1 dengan menggunakan chip Intel Myriad 2.

Intel Myriad 2

Meski tersedia dibanyak pasar komersial, ESA melakukan banyak modifikasi pada chip tersebut. Ubotica mengubah Myriad 2, menyesuaikan perangkat lunaknya, dan membuat beberapa elektronik yang mampu mematikan dirinya sendiri  jika terlihat terlalu panas.

Setelah itu para Peneliti mengujinya dengan membawanya ke akselerator partikel terbesar di Bumi di CERN di Swiss.

Pada tanggal 2 September, PhiSat-1 akhirnya berhasil terbang ke luar angkasa, dan telah berhasil mengorbit sejak saat itu, dan mempraktikkan fungsi  AI-nya.

Fungsi PhiSat-1 di Luar Angkasa

Walau berhasil dalam peluncurannya, saat ini PhiSat-1 belum memberikan hasil yang signifikan. Meski begitu, AI dalam satelit tersebut mampu secara massif dan cepat  mengembangkan sistem alarm akan bencana alam dibumi seperti kebakaran hutan atau kebocoran gas.

Aubrey Dunne dari Ubotica mengatakan perusahaan tersebut sudah berupaya mengadaptasi teknologi untuk membangun satelit yang secara otomatis dapat mendeteksi kebakaran hutan dan suar dari kilang minyak.

“Kami mencoba melakukan pengurangan latensi, jadi kami mencoba menggunakan AI untuk menjalankan aplikasi di mana waktu untuk mendapatkan jawaban sangat penting, dan deteksi kebakaran adalah contoh yang bagus,” katanya.

Sumber : www.businessinsider.com

About the author

Avatar photo

Techfor Id

Leave a Comment

Click to ask
Hai, Tanya-Tanya Aja
Hi ini Windy, dari techfor

Windy bisa membantu kamu memahami layanan Techfor
Seperti

1. Kursus Online By Expert
2. Partnership Event dan Konten
3. Layanan liputan multimedia
4. Dan hal lain yg ingin kamu tau

Kirim saja pesan ini serta berikan salah satu nomor diatas atau beritahukan windy lebih jelas agar dapat membantu Kamu