TechforID – Saat berpidato di depan parlemen, Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong mengungkapkan akan menerapkan pajak pendapatan yang diperoleh dari transaksi atau perdagangan Non-Fungible Token (NFT).
“Aturan ini didasarkan pada sifat dan penggunaan NFT, pajak tersebut akan dikenakan kepada orang-orang yang memperoleh penghasilan dari transaksi NFT, termasuk mereka yang memperdagangkan NFT,” Ungkap Wong
Berita itu muncul di tengah perubahan pajak baru-baru ini yang diyakini banyak analis akan membantu mengurangi ketidaksetaraan, memperkuat kompak sosial, membantu pengeluaran jangka panjang.
Meski sejauh ini pemerintah Singapura belum menyebutkan berapa besaran pajak yang akan di bebankan pada investor NFT.
Akan tetapi penerapannya menjamin akan terus memberikan kemudahan akses bagi investor digital meski dengan menerapkan peraturan yang ketat.
Baca juga : Jualan NFT, Seniman dan Aktivis Dunia Ramai Bantu Ukraina
Awal Januari tahun 2022, Singapura memperingatkan warganya dalam hal keputusan terkait dengan investasi digital, terutama di sektor NFT dan metaverse.
Meskipun disebut-sebut sebagai hub crypto di Asia, Singapura mendesak regulator global untuk melakukan kontrol yang lebih besar atas investasi digital.
Singapura dengan sigap mengungkapkan akan dengan cermat mengeksplorasi risiko terkait dengan blockchain, keuangan terdesentralisasi (DeFi), NFT, dan metaverse.
Bulan Februari lalu juga, Bank Sentral Singapura mengatakan tidak akan mengatur pasar maupun pajak NFT.
Menanggapi fenomena NFT, Tharman Shanmugaratnam, Menteri Senior dan Menteri yang bertanggung jawab atas Monetary Authority of Singapore (MAS) menyatakan kalau lembaganya tidak bisa mengatur semua hal atau produk investasi warganya.
Meski Begitu, MAS akan tetap waspada dan terus melakukan pengawasan penuh terhadap peredaran kripto, NFT, atau asset digital lainnya.
Baca artikel selanjutnya :
