Seorang analis yang bekerja di perusahaan bank investasi terkemuka dunia, Goldman Sachs, kabarnya baru saja merilis sebuah nota riset.
Menariknya dari nota riset ini, didalamnya berisi sebuah prediksi yang mengatakan kalau Harga Ethereum di akhir tahun nanti diyakini bisa menembus US$8.000 dollar atau setara Rp.114 juta.
Di dalam laporan tersebut, Goldman secara khusus memetakan Indeks Crypto Galaxy Boomber (Merah) Versus Swap Inflasi 2 tahun ke depan dan 2 tahun ke belakang USD (Biru).
Meskipun dinilai tidak memiliki korelasi, namun pada grafik yang muncul menyatakan kalau inflasi bisa jadi penyebab suatu kripto naik ke level tertinggi.
Lalu, apa artinya grafis atau data diatas ?
Nah, jika pandangan berbasis pasar tentang tekanan inflasi tetap ada, kita mungkin akan segera melihat kehancuran di dunia crypto dan terutama pada satu token.
Namun karena Ethereum merupakan kripto yang unik (memiliki banyak proyek Blockchain di belakangnya). Ia dianalisis sejalan dengan alur inflasi pasar sebagai asset berbasis jaringan.
Data Ini menurut Goldman Sach sejalan dengan grafik Ethereum. Dalam beberapa hari terakhir, harga crypto menembus ke tertinggi baru sepanjang masa, naik hanya sedikit dari level US$ 4.500.
Kenaikan ini ditandai oleh Goldman sebagai puncak juga tanda kelelahan . Atau bisa juga sebagai tanda kalau Ethereum bakal menembus harga yang lebih tinggi lagi.
Dari sini mereka mulai mengisyaratkan bahwa dalam 2 bulan kedepan (akhir tahun 2021) harganya bisa melonjak hingga US$8.000 dollar atau setara Rp.114 juta.
Baca Artikel Selanjutnya :