TechforID – Negara Arab Saudi baru membuat program metaverse yang memungkinkan pengguna untuk mengunjungi batu Hajar al-Aswad di Kabah secara virtual.
Umat Muslim dunia sekarang bisa merasakan pengalaman mengunjungi tempat suci tersebut di metaverse berkat proyek teknologi yang disebut Virtual Haerulesved.
Proyek yang diluncurkan bulan lalu oleh Imam Besar Ka’bah, Abdurrahman Sudeysi, merupakan upaya kolaborasi antara Universitas Umm al-Qura dan Administrasi Urusan Pameran dan Museum.
Menurut beliau, ada banyak peninggalan sejarah dan Islam di masjid-masjid Mekah, yang harus didigitalkan untuk kepentingan semua orang.
Inisiatif ini juga mencakup simulasi realitas virtual dari situs ziarah paling terkemuka di Mekah yang dapat dikunjungi orang dari rumah mereka menggunakan kacamata realitas virtual.
Disebutkan bahwa pengalaman Kabah di Metaverse ini tidak hanya menarik indra penglihatan dan pendengaran, tetapi juga sentuhan hingga penciuman.
Meski sangat futuristik dan memungkinkan bisa mengunjungi Ka’bah dari manapun, fenomena ini sempat mengundang respon beragam dari berbagai belahan dunia.
Baca juga : Decentraland Fasilitasi Acara Pernikahan Pertama di Metaverse
Misalnya saja di Turki, Kementrian Agama Turki (Diyanet) menyatakan kalau mengunjungi Kabah di metaverse tidak dianggap sebagai ibadah haji sebenarnya.
“[Ibadah haji di metaverse] ini tidak dapat terjadi,” kata Remzi Bircan, Direktur Departemen Layanan Haji dan Umrah Diyanet, seperti dikutip dari Hurriyet Daily News.
Kemudian, Bircan juga menambahkan jika telapak kaki mereka harus menyentuh tanah Ka’bah jika ingin kegiatan tersebut dihitung sebagai ibadah.
Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Soleh juga menjelaskan bahwa kunjungan ke Kabah secara virtual di metaverse dianggap tidak sah.
Namun Asrorun berpendapat kalau Ka’bah di metaverse ini bisa dijadikan sarana pelatihan atau manasik haji sebelum jamaah nanti resmi berangkat kesana di dunia nyata.
Baca artikel selanjutnya :
