Sekitar kurang lebih 2 minggu setelah mengganti namanya menjadi Meta, Facebook dikabarkan terseret kembali ke ranah hukum atas tindakan pencurian nama brand.
Uniknya, sebelum mengganti namanya menjadi Meta, ternyata di kota Chicago AS sudah ada nama perusahaan yang menggunakan nama itu, yakni Meta Company.
Pendiri Meta Company, Nate Skulic, mengaku bahwa sebelumnya memang Facebook sempat membeli perusahaannya namun ia tolak. Lalu mengancam akan mengubur perusahaannya lewat jalur paksaan media.
Sebab nama Perusahaannya sudah terdaftar secara resmi di AS sejak tahun 2016.
Pada tanggal 28 Oktober 2021, “Facebook memutuskan untuk melakukan pelanggaran merek dagang dan menyebut diri mereka Meta.” kata Nate Skulic dalam sebuah surat publik.
“Mereka tidak bisa membeli kami, jadi mereka mencoba mengubur kami dengan paksaan media. Kita seharusnya tidak terkejut dengan tindakan ini dari perusahaan yang terus-menerus mengatakan satu hal lalu melakukan hal lain,” tambahnya.
Alhasil, Meta Company memutuskan untuk mengajukan tindakan hukum yang diperlukan terhadap Facebook.
Sebelum mengganti namanya, Facebook sudah berada dalam pengawasan ketat pihak hukum dikarenakan pelanggaran privasi data pengguna.
Banyak juga yang menilai pergantian nama perusahaan ini sebenarnya untuk mengalihkan rentetan kasus pelanggaran yang dilakukan sebelumnya.
Alasan Nate Skulic menolak menjual perusahaannya juga karena tawarannya murah dan tidak menutupi biaya pergantian nama.
Ia juga mengaku sempat menerima paksaan untuk menjual nama domain perusahaannya dari suatu perusahaan yang berada di Eropa. Yang besar kemungkinan merupakan kaki tangan dari perusahaan Facebook.
Nate Skulic sangat menyayangkan kejadian hal ini. Apalagi ia harus berurusan dengan perusahaan yang penuh kontroversi dan kian kali tidak komitmen atas kata-katanya sendiri.
Terlepas dari itu, belum ada kabar lebih lanjut terkait kasus ini dan yang mengesalkan pihak Facebook tidak mengeluarkan reaksi apapun terkait tuntutan ini.
Baca Artikel Selanjutnya :