TechforID – Usai mencetak rekor tertingginya selama periode 2022, Bitcoin kembali turun hingga ke level 45.000 dollar setelah penjual merespon resistensi di 48.000 dolar.
Relative Strenght Index (RSI) bitcoin pada grafik harian juga menurun dari level overbought, yang biasanya mendahului penurunan harga.
Namun, pada grafik mingguan, RSI netral dengan pembacaan momentum positif. Yang mana artinya pembeli bisa tetap aktif di level support yang lebih rendah.

Namun, BTC berusaha menembus di bawah tren naik selama dua minggu, mirip dengan apa yang terjadi pada awal Februari, yang mendahului penurunan harga singkat.
Untuk saat ini, pembeli perlu mempertahankan penembusan di atas US$45.000 untuk menghasilkan target naik menuju US$50.000
Baca juga : Shiba Inu Rilis Detail SHIB The Metaverse, Trader Bisa Beli Lahan di Dalamnya
Menurut Jason Deane, kepala analis bitcoin di Quantum Economics, konsolidasi ini positif bagi pasar karena membangun basis baru bagi investor untuk membuat penemuan harga lebih lanjut.
Disamping Bitcoin, performa Ethereum juga turun 4,16% ke US$ 3.258,52, Cardano melorot 6,37% US$ 1,13, dan Polkadot 7,31% jadi US$ 21,14.
Harga mata uang kripto berbasis meme, Dogecoin dan Shiba Inu masing-masing turun 7,03% ke posisi US$ 0,1351 dan 8,83% jadi US$ 0,00002528.
Para pedagang mengamati dengan cermat karena harga Bitcoin akan bergerak setelah perilisan indikator ekonomi.
Di lain sisi, parlemen Uni Eropa mendukung UU larangan transaksi kripto bersifat anonim. Langkah ini diyakini industri akan menghambat inovasi dan menyerang privasi.
UU tersebut juga bertujuan untuk memperluas persyaratan anti pencucian uang untuk pembayaran lebih dari 1.000 euro ke sektor kripto.
Selain itu, undang-undang kripto juga menghapus dasar untuk pembayaran kripto, sehingga pembayar dan penerima bahkan transaksi kripto terkecil pun perlu diidentifikasi.
Baca artikel selanjutnya :