TechforID – Managing Director Asia McAfee, Jonathan Tan mengatakan, McAfee Enterprise mengamati ada 688 ancaman siber per menit pada Q1 tahun 2021, meningkat 40 ancaman per menit, dibandingkan Q4 2020.
“Sulit memastikan apakah ancaman cloud akan meningkat pada 2022, yang pasti kecanggihan serangan siber meningkat dan berevolusi setiap tahun,” ucap Jonathan, mengutip dari InfoKomputer.
Menurut McAfee Enterprise, layanan keuangan, perawatan kesehatan dan manufaktur, tiga sektor yang menjadi sasaran utama ancaman cloud pada Q2 2021.
“Penjahat siber sering menargetkan sektor dengan peluang paling besar,” ucap Jonathan.
Saat ini, industri yang menyimpan data berharga disebut bahan bakar ekonomi digital dan paling rentan terhadap ancaman keamanan siber.
Misalnya, industri perawatan kesehatan, menyimpan banyaknya data pasien yang sensitif, termasuk catatan medis dan rencana asuransi.
Baca juga: Pengguna Facebook dan Instagram Diincar Intelijen Sewaan
Jonathan mengatakan, API layanan dan aplikasi menjadi target yang menguntungkan bagi pelaku kejahatan.
Menurut dia, API mencakup lebih dari 80% dari semua lalu lintas internet, membentuk tulang punggung aplikasi modern yang digunakan sehari-hari.
“Sebagian besar serangan menargetkan API tidak terdeteksi karena dianggap jalur tepercaya,” ucap dia.
Risiko utama adalah penyalahgunaan API untuk menargetkan data perusahaan, termasuk serangan ransomware pada layanan penyimpanan cloud seperti OneDrive.
Pelaku kejahatan juga dapat mengonfigurasi API dengan salah secara sengaja, mengakibatkan terjadinya pelanggaran data dan kebocoran informasi.
“Nation states akan mengambil peran agresif pada 2022, mempersenjatai media sosial untuk menargetkan karyawan profesional perusahaan,” ucap Jonathan.
Baca artikel selanjutnya: