TechforID – Seiring meningkatnya konflik dengan Rusia dan mendapat perhatian dunia, membuat negara Ukraina pada akhirnya melegalisasi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.
Bahkan menurut Perdana Menteri Ukraina, Mykhailo Fedorov, saat ini negaranya sudah menduduki peringkat 5 negara teratas dalam penggunakan kripto.
Dan pada Rabu (17/02/2022) lalu, ia dan anggota Parlemen Ukraina mengadopsi UU tentang Aset Virtual untuk melegalkan kripto.
UU ini diharapkan bisa menjadikan kripto sebagai alat tukar sambil menjaga asset mereka dari penyalahgunaan atau tindak penipuan.
Sebagai informasi, negara Ukraina memang selama ini menerima sumbangan dalam bentuk Bitcoin yang amat besar.
Sumbangan ini utamanya diarahkan kepada kelompok sukarelawan atau peretas Ukraina, yang konon katanya digunakan untuk memasok pasokan persenjataan untuk ketika terjadi perang dengan Rusia.
Tidak mengherankan karena Cryptocurrency atau mata uang kripto sendiri bisa diterima atau dikirim secara anonim (nama samaran).
Sehingga memungkinkan suatu organisasi untuk mengumpulkan uang bahkan jika perusahaan keuangan tidak mengizinkan atau melakukan pemeriksaan ketat.
Baca juga : Dihimpit Rusia, Relawan Ukraina Dapat Sumbangan Melalui Bitcoin
Perusahaan analitik yang meriset hal ini, Elliptic, mendata kalau kripto terbukti bisa jadi alternative yang kuat dan berkembang untuk mata uang tradisional. Utamanya dalam hal sumbangan dari negara lain.
Pada tahun 2020, Ukraina memperketat pemeriksaan untuk mengekang pencucian uang, menuntut verifikasi ID untuk beberapa transfer tunai domestik.
Transfer lintas batas juga tunduk pada pemantauan wajib, menurut Asosiasi Pengacara Nasional Ukraina.
Elliptic melacak pergerakan cryptocurrency di blockchain untuk perusahaan keuangan dan lembaga pemerintah.
Dikatakan satu kelompok Ukraina, Come Back Alive yang berbasis di Kyiv, mulai mengumpulkan dana dalam bitcoin pada 2018 dan menerima crypto senilai hampir $200.000 atau setara Rp. 2,8 miliar pada paruh kedua tahun 2021.
Baca artikel selanjutnya :
