Federal Aviation Administration (FAA) atau Administrasi Penerbangan Federal AS, mengatakan pada hari Selasa 2 November lalu mengeluarkan informasi khusus yang berisi adanya potensi gangguan pada elektronik pesawat terhadap sinyal 5G.
FAA sudah berdiskusi dengan Komisi Komunikasi Federal tentang masalah keamanan udaranya atas rencana untuk mulai menggunakan beberapa spektrum tambahan untuk jaringan nirkabel 5G mulai 5 Desember 2021 nanti.
Pihaknya berkata kalau operator harus siap siaga bertindak dengan kemungkinan gangguan dari pemancar sinyal 5G atau teknologi lainnya yang bisa menyebabkan peralatan keselamatan pesawat tidak berfungsi.
FAA juga menghimbau agar pilot maupun penumpang menonaktifkan perangkat elektronik mereka yang dilengkapi dengan 5G atau dialihkan ke mode pesawat.
Sebab berpotensi terjadi degradasi kemampuan sistem keselamatan dan peralatan lain yang bergantung pada altimeter radio, terutama selama operasi ketinggian rendah.
Interferensi sinyal 5G juga bisa menyebabkan penundaan penerbangan, gagal lepas landas, hingga menutup landasan pacu untuk waktu yang tidak ditentukan.
Untuk operator penerbangan, FAA mengatakan mereka harus :
“memastikan pilot menyadari potensi penurunan kemampuan sistem keselamatan dan peralatan lain yang bergantung pada altimeter radio dan segala cara untuk mengkompensasi anomali yang dihasilkan“
Dan untuk mempertimbangkan hilangnya fungsi sistem keselamatan pesawat terbang dan cara di mana mereka tidak berfungsi.
Dalam pertemuan dengan pejabat FCC pada bulan Agustus, koalisi 19 pemangku kepentingan penerbangan mengatakan bahwa akan memakan waktu .
Supaya bisa menerapkan langkah-langkah seperti standar penerbangan baru dan peralatan bersertifikat terkait untuk kemudian dipasang di pesawat.
Kelompok tersebut berpendapat bahwa langkah-langkah jangka pendek perlu diambil oleh pemegang lisensi 3,7 GHz.
Gunanya untuk mengatasi kesenjangan mitigasi sejak spektrum C-band tahap pertama siap digunakan di 46 pasar teratas AS pada bulan Desember.
