TechforID – Viper adalah kapal selam robot terobosan teknologi terbaru ciptaan start-up di Amerika bernama Impossible Sensing.
Bekerja sama dengan Department of Interior’s Bureau of Ocean Energy Management (BOEM), VIPER menjadi yang pertama di dunia yang membawa laboratorium robotik ke dasar lautan guna mengidentifikasi dan mengukur lokasi, ukuran, sifat deposit mineral, serta komunitas biologis yang ada disana.
Mengutip dari situs resminya, VIPER menggunakan teknologi eksplorasi ruang angkasa Impossible Sensing, yang awalnya dikembangkan untuk NASA.
Namun kali ini didesain sepenuhnya unutuk memetakan dan menemukan mineral laut di zona ekonomi eksklusif AS.
Baca Juga : Canggih Abis, Belanda Uji Coba Kapal Robot Otonom Bertenaga Listrik
Kapal selam robot VIPER juga diyakini bisa memberikan informasi penting tentang habitat dan spesies sensitif. Kemajuan ini tidak hanya akan mengurangi kerentanan strategis AS.
Dan mendukung pergeseran global ke energi bersih, tetapi juga akan mendokumentasikan keanekaragaman hayati laut dalam.
VIPER adalah kapal selam robot hemat biaya pertama yang akan menemukan dan mengevaluasi sumber daya teknologi bersih laut.
Impossible Sensing dan BOEM memperkirakan bahwa survei mineral dan lingkungan dengan radius 100 km2,
Kerennya radius itu dapat diselesaikan dalam hitungan hari saja tanpa perlu mengambil sampel ke daratan.
Menjadikan kapal selam robot ini sebagai inovasi transformatif yang dibutuhkan untuk memajukan eksplorasi bawah laut atau laut dalam.
Menurut CEO Impossible Sensing Palbo Sobron, selain untuk tujuan eksplorasi Viper juga bisa membantu mengurangi emisi karbon.
Karena kapal selam robot ini memang digerakan dengan teknologi energi terbarukan, ia bisa dioperasikan membawa sumber daya mineral ke dasar laut secara berkelanjutan dengan kecepatan dekarbonisasi yang cepat.
Tanpa merusak habitat laut dalam, VIPER dengan sangat baik bisa dioperasikan tanpa campur tangan manusia dengan tingkat efisiensi yang tinggi.
“Karena VIPER sangat terukur dan transformatif, ini akan berkontribusi pada pemulihan hijau dengan membantu percepatan elektrifikasi transportasi dan industri lainnya.” Ujar Pablo.
Baca Artikel Selanjutnya :