TechforID – Sebuah Tim insinyur dan dokter mata di Australia telah mengembangkan pendekatan baru menggunakan AI untuk mendiagnosis glaukoma dan hasilnya bisa didapatkan hanya dalam waktu 10 detik.
Sebagai informasi, Glaukoma adalah suatu kondisi di mana tekanan menumpuk di dalam mata, yang pada gilirannya dapat memberi tekanan pada saraf optik.
Semisal saraf optik terpengaruh seperti ini untuk jangka waktu yang lama, ia bisa mengakibatkan kerusakan permanen dan gangguan penglihatan.
Meski penyakit Glaukoma bisa diobati dengan obat-obatan, namun pertama ia harus dideteksi terlebih dahulu.
Kalau secara tradisional, mendiagnosis Glaukoma biasanya memakan waktu hingga 30 menit melalui dokter mata atau klinik optometri khusus. Namun sayangnya tidak semua orang punya akses ke spesialis ini.
Proses Uji Coba AI Terhadap Kondisi Mata Pasien
Dinesh Kumar, seorang profesor di Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT), dan rekan-rekannya berusaha mengembangkan pendekatan baru.
Yaitu dengan mengandalkan AI dan fakta bahwa glaukoma mengubah cara di mana pupil seseorang merespons cahaya.
Mereka mengumpulkan sekelompok kecil peserta penelitian, 13 di antaranya diketahui memiliki glaukoma, 13 terbilang sehat, dan 13 lainnya merupakan peserta muda.

Mata para sukarelawan dicitrakan pada 60 frame per detik saat mereka fokus pada suatu titik di bawah kondisi cahaya sekitar.
Kemudian algoritma pembelajaran mesin (Machine Learning). diterapkan pada data untuk mendeteksi perubahan menit dalam pelebaran pupil dari kelompok glaukoma dibandingkan dengan mereka yang sehat.
Dari penelitian ini, para peneliti mengembangkan model untuk mendiagnosis glaukoma, yang dijelaskan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan 22 Oktober lalu di IEEE Access.
“Software kami dapat mengukur bagaimana pupil menyesuaikan diri dengan cahaya sekitar dan menangkap perubahan kecil dalam ukuran pupil,” jelas Quoc Cuong Ngo, asisten peneliti di RMIT yang terlibat dalam penelitian ini,
Dalam siaran persnya. “Tes glaukoma AI yang ada mengharuskan pasien untuk diam hingga 10 menit. Teknisi kami melakukan pekerjaan dalam 10 detik, tanpa mengurangi akurasi.” ungkapnya
Kemajuan tersebut berpotensi membantu jutaan orang di seluruh dunia yang berisiko terkena glaukoma, dan terutama mereka yang berusia di atas 60 tahun yang memiliki resiko lebih tinggi.
Dengan ringkasan waktu diagnosa dari 30 menit menjadi 10 detik dengan bantuan AI, jelas ini pencapaian besar dalam industri medis.
Harapan kedepannya, pencapaian ini bisa juga disebarluaskan dalam bentuk aplikasi smartphone. Supaya ia terjangkau untuk semua orang dan kalangan.
Baca Artikel Selanjutnya :