TechforID – Penambang kripto di Rusia tepatnya kawasan regional Irkutsk dituntut PLN setempat bernama Irkuts Energosbyt atas tindakan penyalahgunaan listrik bersubsidi.
Pasalnya para penambang kripto ini diam-diam memanfaatkan tariff listrik yang rendah untuk menambang kripto, yang sebenarnya diketahui memakan daya listrik yang besar.
Mengutip dari Kommersant, pihak perusahaan mengajukan sebanyak 85 tuntutan hukum di tahun ini terhadap orang-orang yang terlibat dalam aksi penambangan.
Irkuts Energosbyt mengalami kerugian dengan total 73,3 juta Rubel atau setara Rp.14 miliar. Perusahaan ini berhasil memenangkan 9 kasus dengan harapan bisa memulihkan 18,7 juta Rubel kerugian dari para penambang kripto.
Pihak pengadilan telah mewajibkan para penambang ini untuk membayar listrik dengan tarif komersial di masa depan.
Kawasan Irkutsk di Rusia selama ini memang dipandang sebagai ibukotanya para penambang kripto Rusia karena tariff listriknya yang rendah.
Baca juga : Google Peringati Pemilik Akun Cloud Akan Bahaya Peretasan Dari Para Penambang Kripto
Sebab Tarif bersubsisi untuk penduduk pedesaan saja hanya 0,86 Rubel (Rp.167) per kilowatt – jam (kWh). Sementara untuk usaha menengah kebawah hanya sekitar 3,6 Rubel atau setara Rp. 702/ kWh.
Karena rendahnya tariff listrik tersebut, wilayah di Rusia ini seringkali kecolongan dan utilitas listriknya disalahgunakan para penambang kripto.
Selama tahun 2021 saja, perusahaan Irkutsk Energosbyt berhasil mengidentifikasi adanya lebih dari 1000 fasilitas penambangan kripto di bawah tanah.
Pernah terjadi kasus serupa di rumah pribadi warga di desa Plishkino yang membakar sekitar 193.000 kWh per bulan. Angka tersebut merupakan 22% total konsumsi desa tersebut.
Penambang kripto illegal di Rusia seperti ini tentu mengancam stabilitas pasokan listrik di lokasi yang sama, bahkan bisa menyebabkan kecelakaan.
Akan tetapi pihak PLN setempat berhasil menggugat pemilik tambang kripto tersebut dan dia harus membayar sekitar 7,5 Juta Rubel sebagai kompensasi.
Baca artikel selanjutnya :