Alasan Dibalik "Go Digital" Bank Sentral di Dunia!

Baik melesat maupun anjloknya harga mata uang kripto terbesar Bitcoin, selalu mengundang peristiwa besar setelahnya.

Sebagai contoh, akibat naik pesatnya harga Bitcoin membuat perusahaan besar seperti Tesla, Square, dan Paypal mulai berinvestasi secara besar-besaran untuk mata uang kripto tersebut.

Dan kejadian tersebut juga sampai mengundang Bank Sentral di belahan dunia manapun untuk mulai mempertimbangkan mata uang digital versi mereka.

Alasan Mengapa Bank Sentral Go Digital ?

Pandemik virus corona mempercepat peralihan dari penggunaan uang tunai di banyak Negara maju.

Menimbulkan pembuatan metode pembayaran alternative atau mata uang kripto swasta menggantikan uang tunai tradisional.

Baca Juga :

Banyak Bank sentral di dunia sedang mencari cara untuk membuat versi digital uang tunai versi mereka sendiri untuk melakukan dan menerima pembayaran.

Sebab Mata uang digital memiliki potensi untuk memudahkan, lebih murah dan lebih cepat untuk memindahkan uang dari satu Negara ke Negara lain (Cross Border Payment).

https://www.wsj.com/articles/china-rolls-out-pilot-test-of-digital-currency-11587385339?mod=article_inline

Sebagai contohnya, dalam Wall street Journal China mengatakan akan memperluas program pilot mereka untuk system pembayaran elektronik rumahan di sejumlah kota besar yang berbagi fitur dengan bitcoin maupun mata uang kritpto swasta yang lain.

https://www.bloomberg.com/news/articles/2020-12-11/sweden-explores-the-feasibility-of-moving-to-a-digital-currency

Lalu langkah Negara swedia yang mulai bergerak ke mata uang digital versi mereka sendiri yang dikenal dengan nama E-Krona.

Dan bank sentral Eropa yang mulai bereksperiman untuk menilai seberapa untung mata uang Euro dalam versi digitalnya.

Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :

Disamping itu, Mata uang digital cenderung memberi bank sentral lebih banyak wawasan tentang pergerakan uang dalam perekonomian.

Berkat Penggunaan sistem pembayaran elektronik yang meluas juga dapat membantu pihak berwenang menindak pencucian uang dan upaya pendanaan teroris.

Potensi Resiko Yang Mungkin Timbul

Salah satu pertanyaan kunci yang coba dijawab oleh bank sentral adalah bagaimana menghindari destabilisasi ekonomi dan pasar keuangan mereka kalau pada akhirnya memutuskan untuk Go-Digital.

Jika struktur moneter baru yang dirancang di sekitar mata uang digital memungkinkan seseorang untuk menyimpan tabungan dan rekening giro,

mereka langsung dengan Federasi bank komersial dapat kehilangan simpanan ritel, yang merupakan sumber pendanaan paling stabil mereka.

Karena itu, bank sentral kini berusaha membatasi ruang lingkp mata uang digitalnya dan mungkin akan memberlakukan batasan pada berapa banyak uang yang dapat disimpan di rekening bank sentral.

Ada juga kekhawatiran yang berkembang tentang privasi dan pengawasan digital, karena pemerintah akan dapat melacak pembayaran yang dilakukan menggunakan mata uang baru ini.

Selain itu, beberapa orang khawatir bahwa bank sentral dapat mengenakan tarif di bawah nol pada simpanan rakyat biasa.

Baca Juga : Mau Nyaingin TikTok Nih, Youtube Rilis Fitur Youtube Short

Keuntungan Mata Uang Kripto di Masa Depan

Meski ada resiko buruk yang timbul, tidak diragukan lagi bahwa Mata uang digital cenderung memberi bank sentral lebih banyak wawasan tentang pergerakan uang dalam perekonomian.

Penggunaan sistem pembayaran elektronik yang meluas juga dapat membantu pihak berwenang menindak pencucian uang dan upaya pendanaan teroris.

Orang yang tidak memiliki rekening bank dapat memperoleh akses ke lebih banyak layanan keuangan melalui bentuk uang baru ini.

Ratusan juta di negara-negara miskin sama sekali tidak terikat dengan sistem keuangan modern, menjadikan inklusi keuangan sebagai target mendesak bagi bank sentral di pasar negara berkembang.

Mata uang digital yang dikeluarkan oleh bank sentral juga dapat membantu meningkatkan efektivitas,

kebijakan moneter dengan memungkinkan bank sentral mengubah suku bunga secara langsung pada rekening yang memegang produk, melewati pasar keuangan.