Hoax atau Disinformasi yaitu jenis konten yang dengan sengaja menyesatkan pembaca atau penikmatnya dengan alasan keuntungan politik atau finansial.
Hal ini bukan lagi kejadian baru di Indonesia maupun Negara lainnya di dunia.
Belum lagi seiring berkembangnya platform digital membuat keduanya semakin lebih mudah tersebar dan dicerna oleh masyarakat tanpa adanya riset lebih lanjut.
Namun jangan pesimis terlebih dahulu, sebab kabar baiknya teknologi jugalah yang kelak akan mengatasi masalah ini. Masalah Modern yang diselesaikan dengan Solusi Modern pula.
Cara Blockchain Mengatasi Hoax dan Disinformasi
Teknologi yang dimaksud yakni Blockchain, ia memiliki potensi yang amat besar dalam memerangi berita hoax dan informasi palsu yang ada di dunia digital.
Sistem Blockchain menggunakan buku besar (Ledger) yang terdesentralisasi (Decentralized) dan tidak dapat diubah untuk mencatat informasi dengan cara yang terus-menerus diverifikasi dan diverifikasi ulang oleh setiap pihak yang menggunakannya, sehingga hampir tidak mungkin untuk mengubah informasi setelah dibuat.
Sistem ini sangat bertolak belakang dengan jenis Sentralisasi (Centralized) dimana informasi dipegang dan diverifikasi oleh satu pihak saja (Sentral).
Salah satu aplikasi blockchain yang paling terkenal adalah untuk mengelola transfer cryptocurrency seperti Bitcoin.
Baca Artikel Lainnya Tentang Cryptocurrency :
- Menggali Mata Uang Kripto hingga ke Akarnya
- Keuntungan Kriptografi dalam Investasi Kripto
- Tips Aman Berinvestasi Kripto
Tetapi kemampuan blockchain untuk memberikan validasi terdesentralisasi dan rantai pengawasan yang jelas membuatnya berpotensi efektif sebagai alat untuk melacak tidak hanya sumber daya keuangan, tetapi semua jenis konten.
3 Solusi Teknologi Blockchain
Secara khusus, ada tiga cara utama di mana solusi berbasis blockchain dapat mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh bentuk-bentuk baru disinformasi digital ini, diantaranya :
1. Memverifikasi Asal Konten
Cara pertama di mana blockchain dapat digunakan untuk memerangi disinformasi adalah dengan melacak dan memverifikasi sumber dan informasi penting lainnya untuk media online.
Publikasi dapat menggunakan blockchain untuk membuat daftar semua gambar yang telah mereka terbitkan, membuat informasi seperti keterangan, lokasi, izin untuk difoto, kepemilikan hak cipta, dan metadata lain yang dapat diverifikasi oleh siapa pun.
Proyek News Provenance milik New York Times. Foto : Newyorktimes
Misalnya saja, New York Times sedang menjajaki pendekatan ini melalui News Provenance Project mereka, yang menggunakan blockchain untuk melacak metadata seperti sumber dan suntingan untuk foto berita, memberikan konteks dan transparansi yang lebih besar kepada pembaca tentang kapan dan bagaimana konten dibuat.
2. Menjaga Identitas dan Reputasi Online
Secara tradisional, penerbit adalah sumber utama dari reputasi sebuah konten. Warga Indonesia tentunya lebih percaya pada konten berita yang berasal dari penerbit terpercaya seperti MNCnews, Liputan6, Kompas, dan yang lainnya yang memang sudah punya nama di dunia tersebut.
Namun, ketergantungan pada reputasi berbasis institusi saja datang dengan beberapa keterbatasan yang signifikan. Sebab adapun berita hoax dan disinformasi yang juga berasal dari media tersebut.
Tetapi di situlah blockchain dapat membantu. Sistem berbasis blockchain dapat memverifikasi identitas pembuat konten dan melacak reputasi mereka untuk akurasi, pada dasarnya menghilangkan kebutuhan akan lembaga terpusat yang tepercaya.
Foto : cbinsights
Misalnya, satu makalah baru-baru ini menguraikan proposal untuk sistem di mana pembuat konten dan jurnalis dapat mengembangkan skor reputasi di luar outlet tertentu yang mereka tulis, mengadopsi pendekatan terdesentralisasi untuk verifikasi sumber, mengedit riwayat, dan elemen lain dari konten digital mereka.
3. Memberi Insentif Untuk Konten Berkualitas Tinggi
Salah satu aspek paling menantang dalam mempromosikan informasi yang akurat di lanskap media saat ini adalah bahwa pembuat dan distributor sangat didorong untuk mendorong klik dengan segala cara, dan klik paling sering berasal dari konten yang sifatnya sensasional
Namun, kecanggihan Smart Contract (kontrak pintar) yang dibangun di atas blockchain menawarkan mekanisme untuk mengotomatiskan pembayaran untuk konten yang diverifikasi sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan
Walau blockchain jelas memiliki banyak potensi untuk memungkinkan akurasi dan transparansi yang lebih besar, tidak ada yang secara inheren dapat dipercaya tentang teknologi itu sendiri.
Pada intinya, blockchain hanyalah mekanisme perekaman saja
Semuanya kembali lagi pada komunitas yang menggunakan platform ini untuk menetapkan bagaimana konten akan ditambahkan ke buku besar (Ledger), bagaimana itu akan diverifikasi, dan insentif apa yang akan diterapkan untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan tersebut.