Dalam Semalam Harga Bitcoin Anjlok 14%, Apa Penyebabnya ?
Selama ramainya hype mata uang kripto, seminggu setelahnya Bitcoin justru mengalami penurunan nilai hampir 14% hanya dalam waktu kurang dari satu jam.
Harga bitcoin yang awalnya US$59.000, harganya turun menjadi US$51.000 atau sekitar Rp. 742 juta sebelum rebound.
Baca Juga :
Pelanggan Bisa Beli Mobil Tesla Melalui Bitcoin?
Tidak hanya Bitcoin, pasalnya mata uang kripto lain seperti Ethereum dan Dogecoin juga ikut mengalami penurunan.
Bitcoin telah meroket nilainya tahun ini karena memperoleh penerimaan yang lebih umum,
tetapi penurunan tajam harga akhir pekan ini tampaknya dipicu oleh rumor Twitter yang belum dikonfirmas, Departemen Keuangan AS berencana menindak skema pencucian uang yang melibatkan cryptocurrency.
Penurunan cepat Bitcoin dalam semalam ini adalah indikator terbaru bahwa pasar kripto tetap sangat fluktuatif.
Antusiasme crypto minggu lalu tampaknya mencapai puncaknya ketika platform perdagangan Coinbase secara resmi go public dengan penilaian $ 86 miliar, diikuti oleh reli liar 500% di Dogecoin.
Padahal banyak pihak yang bersikeras mendukung Bitcoin, Ethereum, maupun uang kripto lainnya agar tetap meroket,
namun sepertinya langkah Departemen Keuangan AS membuat mereka harus mengelus dada.
Tesla telah mulai menerima pembayaran bitcoin untuk mobilnya dan sekarang memegang beberapa mata uang digital di neracanya.
Baca Artikel Lainnya :
Perusahaan lainnya yang juga menerima Bitcoin sebagai media pembayaran termasuk PayPal (PYPL), Mastercard (MA) dan Visa (V) mencoba merampingkan pembayaran kripto di jaringan mereka.
Sementara itu, Goldman Sachs dilaporkan akan segera menawarkan jalan kepada klien manajemen kekayaan pribadinya untuk berinvestasi dalam bitcoin
dan mata uang digital lainnya dan Morgan Stanley mengumumkan bahwa mereka akan menawarkan kepada klien kaya akses ke dana bitcoin.
Selain karena langkah Dept Keuangan AS, dikutip dari situs CoinMarketCap juga mengabarkan bahwa pemadaman listrik yang terjadi di wilayah Xinjiang China juga turut serta menjadi penyebab turunnya harga Bitcoin.
Luke Sully, Selaku CEO di spesialis perbendaharaan aset digital Ledgermatic, mengatakan dalam email, orang-orang mungkin menjual berita pemadaman listrik di China dan bukan dampaknya pada jaringan.
“Pemadaman listrik memang memperlihatkan kelemahan mendasar; meskipun jaringan Bitcoin terdesentralisasi, penambangannya tidak,” tambah Sully.
Beberapa analis blockchain yang diikuti secara luas di Twitter juga menunjuk pada penurunan tajam dalam tingkat hash (Hash rate) yang ikut turun karena pemadaman listrik tersebut.
Baca Juga : Pria Ini Bikin Regulator Thailand Was-Was?
Tingkat hash mengacu pada indeks volatilitas yang mengukur kapasitas pemrosesan seluruh jaringan Bitcoin, dan ini menentukan kekuatan yang dibutuhkan oleh penambang untuk menghasilkan Bitcoin baru.
“Biasanya guncangan pada tingkat hash tidak menyebabkan penurunan harga. Penurunan tingkat hash memperlambat transaksi, yang ironisnya membuat lebih sulit untuk memindahkan koin ke bursa untuk dijual.
Penurunan harga baru-baru ini berada dalam batas-batas volatilitas yang khas, ini adalah gangguan bukan sinyal , “Ujar Edan Yago, salah satu pendiri di protokol keuangan terdesentralisasi berbasis Bitcoin Sovryn.
Tidak kalah menariknya, Kemunduran Bitcoin juga terjadi akibat bank sentral Turki melarang penggunaan cryptocurrency untuk pembelian pada hari Jumat (16/04/2021) April lalu.
Sumber : www.moneycontrol.com
