TechforID – Paus Fransiskus dikabarkan menjual Karpet Pontifex versi NFT-nya yang ia diberikan oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamad Bin Zayed Al Nahyan untuk disumbangkan ke warga Afghanistan.
Sang Putra Mahkota memberika hadiah ini sebagai bentuk penguatan hubungan diplomatic antara United Emirated Arab dan Vatikan untuk kerukunan antar umat beragama.
Mengutip dari Khaleej Times, pada hari Jum’at (14/01), karpet ini dijual seharga 25 ETH atau setara Rp. 46 juta dimana uang tersebut terkumpul melalui penjualan.
Nantinya uang tersebut akan digunakan untuk membantu keluarga yang membutuhkan di Afghanistan selama menghadapi musim dingin.
Kepala Gereja Katolik akan menyimpan versi fisik karpet, yang ditenun oleh wanita Afghanistan.
Pembeli NFT akan menerima replika yang diperkecil dari aslinya yang dibuat oleh Zuleya, cabang ritel Fatima Bint Mohamed Bin Zayed Initiative (FBMI).
Inisiatif ini didirikan pada 2010 untuk membawa perubahan pada kehidupan keras perempuan dan anak-anak Afghanistan.
Baca juga : Perluas Adopsi Yuan Digital, Cina Buat Platform NFT Sendiri
Tidak hanya mengurusi penjualan karpet Paus Fransiskus, FBMI juga sudah berinvestasi dalam perawatan kesehatan, pendidikan, dan serangkaian reformasi sosial dan ekonomi.
Dimana kedepannya diharapkan bisa memberikan kesempatan kerja di bidang seni, kerajinan dan pertanian untuk warga Afghanistan.
Maywand Jabarkhyl, kepala eksekutif FBMI, menggambarkan penjualan NFT sebagai langkah penting untuk inisiatif tersebut.
Metode ini akan memungkinkan timnya untuk memamerkan desain mereka ke audiens global dan juga membuka aliran pendapatan bagi Afghanistan.
Token tersebut adalah salah satu dari enam bagian yang dipamerkan di kanvas digital di pameran Seni Abu Dhabi.
Zuleya membuat ulang karpet sebagai NFT dalam kemitraan dengan platform NFT Kolektif Morrow.
Sebelum peristiwa Paus Fransiskus ini terjadi, NFT memang sedang populer di mata dunia termasuk di Indonesia.
Ia dikenal sebagai cara unik untuk mereproduksi file digital seperti foto, video, dan audio kemudian menyimpannya di blockchain untuk membuktikan keaslian dan kepemilikan.
Baca artikel selanjutnya :