Cyber Security

Spyware Pegasus Resmi Masuk Daftar Blacklist Perdagangan AS

Spyware Pegasus Resmi Masuk Daftar Blacklist Perdagangan AS
Avatar photo
Written by Techfor Id

Sempat heboh jadi pembahasan di mata dunia, Spyware Pegasus akhirnya resmi masuk ke daftar hitam di Amerika Serikat.

Sebelumnya, Pegasus dilaporkan telah digunakan oleh negara-negara bangsa untuk menargetkan telepon para aktivis hak asasi dan jurnalis.

Pembuat Spyware ini, NSO Group, juga dikabarkan masuk ke dalam daftar tersebut dikarenakan sudah melarang transaksi bisnis mereka.

Namun keluar pendapat lain dari pihak perusahaan, NSO Group merasa kecewa atas keputusan Amerika Ini.

Pasalnya teknologi mereka jugalah yang kian membantu menjaga keamanan nasional AS dengan mencegah tindak kejahatan dan aksi terorisme.

Perangkat lunak NSO Group juga sebenarnya memiliki riwayat penjualan yang baik. Perangkat-perangkat ini hanya dijual untuk militer, penegak hukum, dan badan intelijen dari Negara-negara dengan HAM yang baik saja

Tetapi awal tahun 2021 ini, ia dituduh telah menjual teknologinya kepada pemerintah otoriter, yang kemudian menargetkan orang-orang yang tidak bersalah.

Riwayat Hubungan AS-Israel

Seperti yang diketahui dunia, AS dan Israel merupakan sekutu dekat. Keduanya saling bekerja sama meningkatkan keamanan cyber untuk dunia. Salah satunya yakni menaham program nuklir milik Iran.

Namun karena munculnya Spyware Pegasus, dunia mulai khawatir akan kiprah NSO Group ternyata bukan menjaga, melainkan merusak.

Spyware Pegasus dikenal heboh karena sempat digunakan untuk mengincar orang-orang penting di Timur tengah.

Selain itu, baik Wartawan, pengacara, aktivis perdamaian, dan bahkan anggota House of Lords Inggris semuanya memiliki ponsel mereka yang secara diam-diam terinfeksi malware yang memungkinkan pelanggan membaca setiap pesan, mengakses semua data mereka, dan bahkan menyalakan mikrofon dari jarak jauh tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Departemen Perdagangan AS mengatakan keputusan ini sudah berdasarkan bukti bahwa entitas ini mengembangkan dan memasok spyware ke pemerintah asing yang menggunakan alat ini untuk secara jahat menargetkan pejabat pemerintah, jurnalis, pebisnis, aktivis, akademisi, dan pekerja kedutaan.

Pegasus juga memungkinkan pemerintah asing melakukan represi transnasional, yang merupakan praktik pemerintah otoriter yang menargetkan para pembangkang, jurnalis, dan aktivis di luar batas kedaulatan mereka untuk membungkam perbedaan pendapat.

Ia juga mengatakan pengumuman itu adalah bagian dari upaya Presiden Biden untuk membendung proliferasi alat digital yang digunakan untuk penindasan.

Selain NSO Group Israel, Amerika juga memasukan beberapa perusahaan keamanan dari Rusia maupun Singapura. Keduanya sama-sama dimasukan ke daftar hitam karena menciptakan alat peretasan yang digunakan secara illegal.

Secara terpisah, Departemen Luar Negeri AS mengatakan tidak akan mengambil tindakan terhadap Israel, Rusia atau Singapura, berdasarkan tindakan masing-masing perusahaan.

Baca Artikel Selanjutnya :

About the author

Avatar photo

Techfor Id

Leave a Comment

Click to ask
Hai, Tanya-Tanya Aja
Hi ini Windy, dari techfor

Windy bisa membantu kamu memahami layanan Techfor
Seperti

1. Kursus Online By Expert
2. Partnership Event dan Konten
3. Layanan liputan multimedia
4. Dan hal lain yg ingin kamu tau

Kirim saja pesan ini serta berikan salah satu nomor diatas atau beritahukan windy lebih jelas agar dapat membantu Kamu