TechforID – Salah seorang aktivis wanita terkemuka Arab Saudi, Al – Hathloul, berhasil mengungkap cara kerja virus Pegasus setelah dirinya dibebaskan dan diperingati akan potensi HP / perangkat elektronik miliknya yang lain disusupi.
Sebagai informasi, Al – Hathloul merupakan salah satu aktivis ternama di tanah Arab yang pernah memperjuangkan hak wanita untuk berkendara.
Sayangnya hal ini tidak dianggap positif bahkan mengancam keamanan negara oleh Pemerintah Arab Saudi dan ia terpaksa harus dipenjara selama 3 tahun.
Segera setelah dia dibebaskan dari penjara, aktivis tersebut menerima email dari Google yang memperingatkannya adanya potensi peretas menggunakan virus Pegasus untuk menembus akun Gmail-nya.
Langkah yang amat brilian mengingat Spyware Pegasus buatan NSO group yang dikenal seringkali mengincar para aktivis HAM.
Khawatir bahwa iPhone-nya juga diretas, Al-Hathloul menghubungi kelompok hak privasi Kanada Citizen Lab untuk menyelidiki perangkatnya untuk mencari bukti.
Setelah selama enam bulan menggali catatan iPhone-nya, peneliti Citizen Lab Bill Marczak menggambarkan ini sebagai penemuan berharga.
Baca juga : Spyware Pegasus Mulai Incar iPhone Para Pejabat Luar Negeri AS
Ditemukan adanya kerusakan pada virus atau spyware Pegasus yang ditanam di iPhone milik Al-Hathloul.
Pasalnya spyware yang ditanam itu mengalami malfungsi dan justru malah meninggalkan salinan file, gambar berbahaya, dan tidak menghapus dirinya sendiri usai mencuri pesan dari targetnya.
Tentunya bukti ini dianggap sebagai bukti nyata karena serangan tersebut merupakan bukti langsung NSO Group membangun alat spionase.
“Bukti Itu adalah pengubah permainan,” kata Marczak, “Kami menangkap sesuatu yang menurut perusahaan tidak dapat ditangkap.“
Penemuan tersebut merupakan cetak biru peretasan dan membuat Apple memberi tahu ribuan korban peretasan yang didukung negara di seluruh dunia.
Selama setahun terakhir, serangkaian pengungkapan dari jurnalis dan aktivis, termasuk kolaborasi jurnalisme internasional virus Pegasus Project.
Kejadian ini mengikat industri spyware itu dengan pelanggaran hak asasi manusia, memicu pengawasan yang lebih besar terhadap NSO dan rekan-rekannya.
Namun selama pelanggaran itu tidak pernah ada bukti konkrit, dan penemuan Al-Hathloul ini merupakan yang pertama dijadikan bukti kuat.
Baca artikel selanjutnya :