Apa itu Pasar Obligasi Korporasi ?
Pasar Obligasi Korporasi (Corporate Bond Market) yaitu dimana suatu perusahaan bisa meminjam uang kepada pihak lain. Dan kini perusahaan tersebut sedang menghadapi level hutang (Debt) terbesar hingga 10 Triliun Dollar US.
Anehnya hutang tersebut memang sudah mencapai level demikian bahkan sebelum virus pandemic melanda.
Akibat sangat rendahnya suku bunga (Interest Rate) sejak krisis finansial di tahun 2008 di Amerika, membuat banyak perusahaan bisa dengan mudah meminjam uang.
Juga tidak terduganya pandemic semakin memperparah resesi selanjutnya. Intinya, Perusahaan Peminjam (Debt Corporate) sekarang ini mencapai rekor tertinggi mereka.
Baca Juga :
Kompetisi Adu Teknologi Blockchain, IBM Kalahkan Microsoft
Konsep Fixed Income Wall Street
Per kuartal tahun 2020 terdapat lebih dari 10 triliun dollar US di perusahaan peminjam dana di Amerika Serikat. Dimana sebagian besar diakibatkan oleh Obligasi (Bond).
Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham untuk mengumpulkan uang dan membiayai semua kegiatan finansial mereka atau perusahaan tersebut bisa meminjam uang untuk mencapainya.
Baca Juga :
Badan Hak Cipta Italia Membuat Lebih dari 4Juta NFT !
Ketika meminjam uang jelas kita akan berhutang kepada seseorang. Hal ini membuat perusahaan menerbitkan obligasi, dengan kata lain Obligasi perusahaan (Corporate Bond).
Ketika seseorang membeli obligasi (Bond) maka ia akan disebut sebagai Ledger (peminjam dana)
Dari pinjaman tersebut jelas lahirnya bunga pinjaman yang seringkali disebut Coupon . kupon oleh orang-orang finansial. Dan apapun yang dipakai untuk membeli obligasi disebut Principle.yang mana pada akhirnya akan kembali lagi ke si peminjam (Ledger).
Coupon atau kupon tersebut harus dibayarkan kepada si peminjam sepanjang waktu, tergantung dari seberapa lama obligasi (Bond) tersebut matang. Bisa jadi 1 tahun, 5 tahun, bahkan sampai 30 tahun.
Inilah yang disebut sebagai Fixed Income oleh Wall Street.
Jika suatu perusahaan dianggap memilki rating kredit yang bagus dan mampu membayar hutang tersebut, maka perusahaan ini disebut sebagai Investment Grade Bond.
Sebaliknya rating perusahaan tersebut dianggap buruk dan tidak mampu membayar hutang, maka jenis perusahaan ini disebut sebagai High Yield Bond atau Junk Bond.
Resiko Yang Mungkin Timbul dari Corporate Bond
Meski menguntungkan, ada juga resiko yang bisa muncul dari Corporate Bond atau perusahaan yang melakukan pinjaman, diantara :
Risiko kredit : Perusahaan bisa gagal membayar pinjaman
Risiko kredit atau gagal bayar berkaitan dengan kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan keuangan, mengganggu kemampuannya untuk melakukan pembayaran bunganya dan bahkan pokok obligasi.
“Jika sebuah perusahaan bangkrut, investor obligasi bisa kehilangan uang,” kata Streeter.
Baca Artikel Lainnya :
- 7 Perusahaan Blockchain Inovatif di Tahun 2021!
- Aplikasi Ini Berhasil Ungkap Data yang Google Sembunyikan Platform Baru iOS
“Namun, perusahaan yang bangkrut pun harus membayar kreditor, termasuk pemegang obligasi terlebih dahulu, sebelum mengganti investor yang memegang saham perusahaan,” tambahnya.
Risiko panggilan: Berpotensi kehilangan Obligasi
Beberapa obligasi korporasi (Corporate Bond) termasuk provisi panggilan, yang memberikan perusahaan kemampuan untuk membeli kembali, atau “memanggil,” obligasi pada nilai nominal sebelum jatuh tempo.
Hal ini sangat berisiko bagi investor dalam situasi di mana suku bunga turun dan harga pasar obligasi naik karena hal itu akan menghalangi mereka untuk memperoleh keuntungan dari menjual obligasi mereka di pasar terbuka.
Dan tentu saja, kamu kehilangan bunga dari obligasi, dan mungkin tidak dapat menemukan yang lain dengan tingkat bunga yang sama baiknya.
Risiko likuiditas: sulit untuk menjual
Pasar obligasi secara historis kurang memiliki transparansi harga pasar saham. Ini lebih merupakan masalah bagi obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta atau perusahaan kecil yang diperdagangkan secara bebas.
Obligasi tingkat investasi yang diterbitkan oleh perusahaan besar cenderung tidak mengalami masalah ini.
Risiko bunga / inflasi: Obligasi kehilangan nilainya
Ini adalah risiko sistematis yang dihadapi oleh setiap obligasi berbunga tetap: Potensi kenaikan suku bunga akan menyebabkan nilai pasar obligasi turun.
Ada juga masalah inflasi, yang dapat mengikis nilai pembayaran bunga dan nilai nominal obligasi yang mencapai jatuh tempo.
Umumnya, semakin lama obligasi jatuh tempo, semakin besar kerentanannya terhadap risiko ini; itulah mengapa obligasi jangka panjang membayar tingkat bunga yang lebih besar.
Dan Saat ini ada banyak sekali perusahaan yang berpotensi mengalami salah satu dari keempat resiko diatas akibat Pasar Obligasi Korporasi yang mencapai level sampai 10 Trilliun Dollar US.
Hal ini mengarah pada tingginya suku bunga yang membuat perusahaan sulit membayarnya. Akhirnya tidak membantu perekonomian sedikitpun dan karyawan yang ada di dalamnya.
[…] Alasan Dibalik Hutang $10.5 Triliun Dollar Pasar Obligasi Korporasi […]
[…] 09/04/2021 […]