TechforID – FBI atau lebih lengkapnya Federal Bureau of Investigation berhasil menyita sekitar 40 token bitcoin dari seorang warga Rusia.
Kalau ia hanya seorang warga biasa tentu akan terdengar aneh, namun menurut dokumen pengadilannya orang tersebut punya keterkaitan erat dengan aksi ransomware Revil dan Gandcrab.
Sebenarnya penyitaan ini sudah terjadi sejak 3 Agustus lalu, hanya saja FBI tidak mempublikasi masalah ini serta mengungkapkan cara mereka mendapat akses ke dompet (Wallet) dimana 40 Bitcoin tersebut disimpan.
Menurun dokumen penyitaan FBI, dompet tersebut sebenarnya merupakan wadah pembayaran tebusan aksi ransomware.
Warga rusia yang diidentifikasi bernama Alexander Sikerin dan Oleksandr Sikerin sebagai pemilik dompet diduga memiliki alamat email yang punya hubungan dengan aksi itu.
Baca Juga : Cegah Serangan Ransomware Akun Non-Aktif, Google Rilis Fitur Inactive Account Manager
Dengan alamat email [email protected], menurut suatu lembaga alamat tersebut punya keterkaitan erat dengan ransomware Gandcarb dan Revil yang terkenal disebut sebagai Lalartu.
FBI dari awal memang sudah mencurigai Organisasi Gandcrab dan Revil beroperasi sebagai Ransomware-as-a-Service (RaaS),
RaaS biasanya memiliki cara kerja di mana operator inti bermitra dengan peretas pihak ketiga.
Dari berita yang beredar, pembayaran tebusan dibagi antara pihak afiliasi dan operator inti dimana sang operator biasanya mendapat antara 20-30% dari uang tebusan.
Selain FBI, Departemen Kehakiman AS mengumumkan bahwa mereka juga berhasil menyita Bitcoin senilai 6,1 juta dollar.
Tuduhannya pun sama, kedua kasus ini diketahui menyebarkan ransomware Revil untuk menyerang satu bisnis, dan entitas pemerintah di Amerika Serikat.
Saat ini, pemerintah AS masih meningkatkan upaya mereka untuk memerangi serangan ransomware.
Tapi sayangnya baru sebatas persetujuan untuk membayar uang tebusan dengan dua pertukaran mata uang kripto (selain Bitcoin).
Baca artikel selanjutnya :
