Kemajuan teknologi tidak hanya menciptakan perubahan pada bidang ekonomi dan gaya hidup, tapi juga pada lapangan pekerjaan. Siapa yang sangka jika istilah data is the new oil kini menjadi terkenal. Maka dari itu, profesi yang banyak dicari adalah “penambang” data alias data scientist.
Seorang data scientist bukan hanya mengolah data dengan volume yang sangat besar, tapi juga dituntut untuk memiliki kreativitas untuk mengkomunikasikan hasil olahan data yang dimilikinya. Karena profesi itu sangat jarang ada di Indonesia, bisa kamu jadikan lahan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan serta menabung pundi-pundi penghasilan.
Eits, sebelum mendapatkannya, kamu harus tau dulu apa aja yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan, seperti Datanest saat mencari data scientist. Tenang, tips ini langsung dari Manggala Ratulangie, CEO dan founder Datanest!
Baca Juga : Apa Itu “Writing for Healing”?
Apa yang bapak lihat saat mencari karyawan?
Kalau pertama yang dilihat adalah yang satu visi misi. Dia tau apa yang bisa dia capai, dia tau apa kontribusi dia untuk perusahaan.
Yang kedua itu orang yang selalu challenge themselves untuk lebih maju. Kita nggak masalahin orang fresh graduate atau berpengalaman. Kalau dia nggak challenge dirinya ke tingkat yang lebih maju, biasanya itu justru menghambat tumbuhnya bisnis tersebut.
Ada Skillset Khusus untuk Karyawan yang Bapak Butuhkan?
Kalau itu menarik tuh. Pastinya punya kemampuan analisis data karena kita main di data. Kalau orang bisa analisa, itu biasanya dia tau apa critical needs yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dia.
Lalu kedua presentation skill, karna kita harus bisa jelasin apa yang kita buat, di mana kalau kita ngomongin soal startup atau klien dari startup tersebut biasanya kita butuh customer facing, dimana biasanya cara paling mudah mempresentasikan apa yang udah kita buat, sampai di mana yang kita buat, dan apakah sesuai dengan ekspektasi atau nggak.
Selain skill set, kita suka karyawan yang punya good behaviours. Good behaviours itu tau bertutur kata yang baik, bagaimana menempatkan diri, bisa berkomunikasi satu dengan yang lain.
Baca Juga Artikel Fintech :
Kedua itu punya profesionalitas, berarti dia tau kapan task itu mesti dikerjakan, kapan di deliver, sehingga bisa meet expectation of the management. Yang ketiga problem solver, lebih ke pas ketemu suatu masalah bagaimana dia menghadapi suatu masalah itu. Tidak perlu diselesaikan sendiri tapi bisa berdiskusi dengan orang disekitarnya bagaimana cara menyelesaikan masalah dia.
Karena kita selalu bilang 99% kerjaan selesai itu belum selesai. Klien nggak akan terima kerjaan 99% selesai. Jadi gimana caranya adalah kita mesti saling bantu satu sama lain karena terkadang masalahnya mungkin dari back end tapi orang desainer bisa bantu untuk menyelesaikannya bantu untuk searching, bantu untuk cari jurnal, katalog, ataupun tutorial-tutorial yang mungkin bisa dipakai.
Tempat Kursus Komputer Terbaik | Digital Marketing, Programming, SEO, Dll.
Yang keempat itu critical thinking karena kebanyakan kita cari bukan digital programming tools atau programming tools agar tau kenapa dia dapat task itu. Harus tau kalau task itu selesai, impact kamu seperti apa terhadap diri sendiri dan perusahaan. Biasanya ini yang jarang dimiliki lulusan-lulusan baru.
Ketika dibilang, “Ah yang kamu buat ini nggak berguna”, biasanya langsung down. Padahal itu membuka pintu untuk diskusi. Nggak bergunanya kenapa, apa yang buat kamu berguna, saya seharusnya bagaimana, apa yang dimau klien, seperti apa, gimana caranya kedepannya saya nggak membuat hal yang menurut saya bagus tapi ternyata nggak berguna.
Kalau pintu diskusi itu terbuka, biasanya dari sisi personal skill dia akan naik, dan juga dari sisi sosial untuk hubungan antara manajemen dengan karyawan terus terjaga. Dan yang terakhir presentation skill. Bukan berarti mesti jago ngomong.
Di Datanest sendiri kita punya Datanest Talk, yaitu kesempatan untuk setiap karyawan menjelaskan apa yang dia kerjakan, jangan sampai kamu nggak tau apa yang kamu kerjakan, jangan sampai temen kamu nggak tau bahwa yang kamu kerjakan itu susah dan makan waktu.
Jadi Datanest Talk itu tiap minggu, tiap divisi bergantian menyampaikannya. Terserah mau share kerjaannya atau knowledge yang baru dipelajari, atau abis dateng event apa, atau ada metodologi baru yang dia pikir bagus untuk diterapkan. Dan itu menunjukkan bahwa dia ingin maju dan care terhadap perusahaan.
Baca Juga : Begini Cara Asah Skill Kreatif Kamu!
Pernah ketemu karyawan yang “parah” banget?
Kalau worst, kita nggak bisa judgment. Cuma ada beberapa yang kita temui dia ingin selalu di level aman, menggunakan skill-nya untuk satu hal yang so far so good dan cukup, jadi dia nggak mau grow. Nah itu problem karena kita di dunia startup apalagi di teknologi data, ilmu itu harus tumbuh dan keinginan untuk belajar itu harus terus ada.
Dan yang pertama kita lakukan diskusi 1 by 1 gimana caranya kita bisa bantu kamu untuk sampai ke titik itu. Kalau ternyata dia nggak bisa atau nggak mau, we need to let them go.
Apa yang Bapak Lakukan Terhadap Karyawan yang Sedang Punya Masalah?
Biasanya kalau saya cenderung untuk duduk bareng 1 on 1, kita dengerin permasalahan mereka di mana, karena terkadang mungkin dia punya supervisornya atau temen kerjanya dan nggak enak untuk langsung ngomong. Kalau 1 on 1 kita coba dalami lagi apa problemnya dan kita bisa offer solusi atau kita bisa create satu aturan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Baca Juga : 4 Aplikasi yang Akan Memudahkan Pekerjaanmu
Karyawan yang baik, tentunya berdampak baik juga buat perusahaan. Sejauh ini klien Datanest di bidang apa aja pak?
Kalau Datanest membagi perusahaan menjadi dua, yang udah mature seperti enterprise, dan perusahaan startup. Ada beberapa perusahaan startup yang kita bantu dari strukturisasi data mereka jadi kedepannya saat data mereka tumbuh, mereka nggak kelimpungan untuk menganalisa data tersebut.
Perusahaan-perusahaan yang udah mature sekelas enterprise, biasanya kita menawarkan solusi untuk menerapkan AI atau machine learning algorithm dengan more affordable and reasonable cost dalam jangka waktu yang lebih cepat dibandingkan mereka investasi sendiri semua tools dan infrastrukturnya mereka dan masih membentuk tim data sendiri.
Karena menurut pengalaman saya, yang dibutuhkan top manajerial itu jawaban yang menuju ke bisnis. Mereka nggak peduli ke hal teknikal apa yang ada di dalamnya.
Yang jelas, pengaruh karyawan pada perusahaan itu penting banget. Karena kita bekerja sebagai tim. We recruit smart people and tell them what to do. We recruit smart people to tell us what needs to be done.
Jadi kita sebagai founder, sebaiknya kita akan mudah bekerja dan menjalankan usaha kalau yang kita rekrut itu orang-orang pintar. Berarti pas kita tes mereka tau apa yang mereka harus lakukan.
Jadi jangan terlalu banyak intervensi antara teknikal dengan bisnis. Percayakan aja pada orang yang Anda rekrut agar memberikan confidence lebih juga ke karyawannya dan pastinya jadi mudah untuk delivery produk-produk yang sedang dibangun.
[…] Ingin Jadi Data Scientist? Pelajari Skillset Berikut Ini! […]
[…] Ingin Jadi Data Scientist? Pelajari Skillset Berikut Ini! […]
[…] Berikutnya Baca : Ingin Jadi Data Scientist? Pelajari Skillset Berikut Ini! […]