Perkembangan teknologi memberikan banyak pengaruh pada kehidupan manusia secara umum. Dari mulai aktivitas sehari-hari hingga industri usaha. Saat melihat industri usaha kini banyak model bisnis berbasis digital yang bermunculan. Jenis bisnis ini kemudian dikenal sebagai startup.
Startup itu sendiri merupakan salah satu jenis usaha atau proyek yang diinisiasi satu atau sejumlah wirausahawan untuk dikembangkan secara efektif dan memvalidasi model bisnis yang terukur. Ketika wirausaha merujuk pada semua lini bisnis baik skala kecil maupun besar, startup termasuk ke dalamnya tetapi dengan tujuan yang berbeda.
Wirausahawan adalah seseorang yang mencari peluang bisnis dan melakukan segala upaya agar bisnisnya memperoleh keuntungan. Wirausahawan seringkali berinvestasi tanpa merasa bertanggung jawab untuk menanamkan value pada setiap aktivitas bisnisnya karena fokus utamanya adalah memperoleh keuntungan dari bisnis yang dijalankan.
Baca Juga :
Hal ini berbeda dengan pendiri startup saat mulai merintis usahanya. Seorang founder startup mengembangkan bisnis yang bertujuan untuk sukses di kemudian hari.
Dari penjelasan ini tujuan dari wirausahawan dan founder startup masih terkesan sama. Inti perbedaannya adalah pada value yang dianut keduanya, founder startup menitikberatkan pada value dan tanggung jawab secara moral dalam mengembangkan bisnisnya daripada hanya berfokus pada alasan finansial.
Founder startup berharap suatu hari usahanya akan berdampak baik pada masyarakat dan mengubah dunia.
Tempat Kursus Komputer Terbaik | Digital Marketing, Programming, SEO, Dll.
Hingga tahun 2018 tercatat di database MIKTI (Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi), startup di Indonesia memiliki jumlah 992 tersebar dari sabang hingga merauke. 53% dari startup tersebut berada di Jabodetabek dengan jumlah 552. Kemudian posisi kedua ada di Jawa Timur dengan jumlah 114 startup. Berdasarkan data statistik ini membuktikan bahwa perkembangan startup di Indonesia sangat pesat.
Meskipun jumlahnya sudah banyak dan tersebar, sepak terjang usaha rintisan di Indonesia masih menemui beberapa permasalahan. Permasalahan tersebut sebagaimana yang pernah diungkapkan Enda Nasution selaku ketua Yayasan Startup Indonesia adalah Indonesia masih kekurangan talenta digital dan banyak startup yang menemui masalah keuangan saat menjalankan bisnisnya.
Baca Juga : Keuntungan Startup yang Bisa Kamu Dapatkan
Hal ini pula yang menjadi penyebab banyaknya kegagalan yang dialami usaha rintisan di Indonesia.
Selain kedua hal tersebut MIKTI juga melakukan analisis dan survei mengenai permasalahan yang dihadapi ekosistem startup di Indonesia. Beberapa permasalah tersebut didominasi oleh sumber modal yang mencapai 38,82%. Posisi kedua adalah sumber daya manusia dengan persentase 29,41%. Masalah lainnya adalah fasilitas, regulasi dan pasar.
Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Saat Membangun Startup
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut sebenarnya ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh pelaku usaha startup yakni:
Baca Juga : Tren dan Peluang Bisnis Startup di Indonesia Tahun 2020 Mendatang!
1. Melakukan Perencanaan Bisnis Yang Feasible dan Optimal
Saat akan merintis usaha startup seorang pelaku usaha akan membuat rencana-rencana mengenai aktivitas bisnis yang akan dijalankannya. Rencana bisnis startup jangan terlalu tergesa dan ambisius dalam membuatnya untuk meminimalisasi kegagalan. Ada model bisnis bernama MVP atau kepanjangan dari Minimum Viable Project yang merupakan fondasi dari metode lean startup.
Pada model bisnis MVP, pelaku usaha startup dianjurkan untuk berfokus pada pengembangan produk inti untuk nantinya diluncurkan ke pasaran, setelah produk hasil pengembangan dilepas ke pasaran maka catatlah feedbacks yang masuk dari konsumen.
Jika feedback negatif muncul maka lakukan perbaikan pada saat pengembangan. Proses MVP menitikberatkan pada proses usaha yang bergerak pada satu lini produk dalam satu waktu. Jangan menghabiskan waktu dan uang untuk usaha lain dalam waktu yang bersamaan untuk meminimalisasi kegagalan.
Baca Artikel Tentang Startup Lainnya :
- Contoh Startup yang Layak Diperhitungkan Sebagai Startup Potensial 2020, Siapa Saja Mereka?
- Usaha Rintisan Yang Sekarang Sedang Berkembang
- Contoh Usaha Rintisan Yang Berkembang
2. Update Terhadap Tren Pasar
Seiring dengan perkembangan teknologi, tren pasar menjadi cepat berubah. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi tren pasar yang berubah-ubah adalah dengan melakukan riset pasar secara berkala.
Carilah produk atau layanan apa saja yang sedang dibutuhkan masyarakat, pilihlah salah satunya kemudian lakukan riset mengenai jumlah pengguna yang menjadi target pasar dan kenali karakternya. Setelah itu kenali pesaing bisnis dari produk yang akan dikembangkan, dengan mengetahui kompetitor pelaku usaha dapat mempelajari respon pasar setelah produk pesaing diluncurkan.
Selain itu pelaku bisnis perlu mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan. Apa yang menjadi kekuatan kompetitor sehingga mampu merebut pasar dan menganalisis apa produk atau layanan yang sedang dikembangkan ini mampu menyaingi produk yang telah hadir di pasaran. Dari kelemahan lawan kita dapat mempelajari dan menawarkan hal lain yang tidak ada dalam produk pesaing.
Baca Juga : Startup Unicorn di Indonesia !
3. Memiliki Tim Kerja Yang Solid dan Kompeten
Salah satu aset intangible dari sebuah usaha rintisan adalah skill, ide dan keterampilan yang terdapat dalam ekosistem usahanya. Oleh karena itu sangat penting untuk memiliki tim profesional yang kompeten dan mampu bekerja sama dengan baik guna mengembangkan bisnis dengan baik.
Hal ini dapat diawali dengan memilih partner yang kompeten dan juga satu visi agar menjalankan bisnis dapat berjalan lancar. Setelah berfokus pada founder dan co-founder maka tahapan selanjutnya adalah merekrut karyawan.
Saat melakukan perekrutan karyawan dianjurkan melakukan sistem seleksi yang sesuai dan melakukan interview yang mengutamakan studi kasus untuk mengenali kemampuan problem solving dan integritas dari calon karyawan.
Baca Juga : Ingin Bangun Startup? Wajib Perhatikan Manajemen Startup?
4. Bekerja Dengan Mitra Yang Tepat
Seorang pelaku bisnis startup seharusnya tidak segan melakukan kerjasama demi pengembangan bisnisnya. Namun dalam bekerja sama harus mengedepankan visi misi dari dua belah pihak, jangan buang waktu dan energi untuk melakukan negosiasi dengan partner yang tidak tepat karena berbeda visi.
Proses kemitraan ini kini telah difasilitasi oleh pemerintah melalui BAKTI (Badan Aksesibililitas Telekomunikasi dan Informasi). Program kerja BAKTI kedepannya adalah membangun sinergitas antara startup e-commerce dan UMKM digital guna mengembangkan potensi usaha di setiap daerah di Indonesia secara merata.
Berikutnya Baca : Tips Menghindari Kegagalan Dalam Menjalankan Bisnis Startup
Sumber : https://www.jurnal.id/blog/9-strategi-efektif-yang-membuat-bisnis-startup-bertahan/
[…] Permasalahan Startup di Indonesia dan Solusi Yang Bisa Dilakukan […]
[…] Baca Juga : Permasalahan Startup di Indonesia dan Solusi Yang Bisa Dilakukan […]
Semakin majunya teknologi membuat inovasi tentang berbagai hal juga mengalami perkembangan. Salah satunya dalam bidang ekonomi yaitu munculnya bisnis digital. Hal ini dapat menjadi peluang bagi para pengusaha muda untuk mulai merintis usaha (startup) dalam bidang digital. ide untuk membuat startup harus realistis dan sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat. untuk itu, kita bisa belajar melalui pengalaman dari Kiki Ahmadi selaku AVP Business Development Amertha. yuk langsung aja kunjungi link berikut ya : http://news.unair.ac.id/2019/10/21/belajar-membangun-startup-digital-melalui-seminar-technopreneur/